ANALISIS DAN RANCANG BANGUN PEKERJAAN SUMBER DAYA MANUSIA STUDI KASUS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN UM


ANALISIS DAN RANCANG BANGUN PEKERJAAN SUMBER DAYA MANUSIA
STUDI KASUS SMA WIDYAGAMA MALANG

Aa Coreta
Afra Irrene Fredyski
Firman Budi Santoso

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang, 65145


Abstrak : analisis pekerjaan dan rancang bangun pekerjaan sangat di perlukan untuk suatu lembaga/instansi pendidikan. Ini bertujuan untuk memilah mana pegawai yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, artikel penelitian ini akan fokus membahas mengenai: informasi analisis pekerjaan; teknik pengumpulan informasi pekerjaan; metode pengumpulan informasi pekerjaan; dan rancang bangun pekerjaan yang mencakup perluasan, pengayaan dan penyederhanaan pekerjaan pada instansi pendidikan. Hasil penelitian ini akan menghasilkan informasi mengenai implementasi analisis dan rancang bangun pekerjaan di sekolah terkait.
Kata Kunci : Analisis Pekerjaan, Rancang Bangun Pekerjaan, Sumber Daya Manusia

Abstract : job analysis and job design have been required for the educational institute/organization. The purpose is to sort the qualified employees on their job sector. This research article will be focused to discuss about information of job analysis; techniques of collecting job analysis information; methods of collecting job analysis information, and job design that including expansion, enrichment, and simplification of job especially on educational institute. Output of this research will be showed information about implementation of job analysis and design on the related school.
Keywords : Job Analysis, Job Design, Human Resource


Organisasi merupakan sebuah wadah yang didalamnya memiliki berbagai sumber daya untuk mencapai tujuannya. Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia di dalamnya. Semakin baik sumber daya manusia yang melaksanakan suatu pekerjaan di dalam organisasi tersebut, maka akan semakin cepatlah tujuan organisasi itu tercapai. Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat diperhatikan kualitasnya.
Setiap organisasi atau instansi selalu menginginkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tak jarang pada setiap rekrutmen pengurus atau pegawai baru selalu menempatkan kualifikasi yang beragam disesuaikan dengan kebutuhan organisasi atau instansi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat akan menambah keefektifan kerja dalam suatu instansi atau organisasi. Dengan demikian sebuah pekerjaan harus diketahui dulu rincian-rincian tugas maupun kebutuhan untuk menentukan sumber daya manusia yang relevan dengan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, analisis pekerjaan dibutuhkan terlebih dahulu sebelum menentukan sumber daya manusia didalamnya.
Analisis pekerjaan merupakan langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan atau kebutuhan dalam suatu lingkup pekerjaan. Analisis pekerjaan merupakan langkah yang strategis dalam menentukan pekerjaan pegawai dalam suatu jabatan tertentu. Analisis pekerjaan akan menghasilkan suatu output berupa informasi yang dapat digunakan dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Tidak adanya output dari analisis pekerjaan akan menyulitkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Salah satu output dari analisis pekerjaan adalah informasi yang digunakan untuk desain dan redesain pekerjaan, atau dapat juga disebut dengan rancang bangun pekerjaan.
Analisis pekerjaan tidak hanya dilakukan di organisasi atau perusahaan-perusahaan besar saja, melainkan juga dibutuhkan pada organisasi atau instansi public seperti sekolah. Setiap sekolah memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu caranya adalah dengan memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya. Adanya sinergi antara kemampuan terhadap pekerjaannya dengan kesesuaian pekerjaan dengan kualifikasi pegawai akan sangat berpengaruh. Sehingga, sekolah juga harus memperhatikan dan menganalisis setiap pekerjaan pada tenaga pendidik dan kependidikan. Dengan demikian, sekolah sebagai badan publik dapat melayani masyarakat melalui pemenuhan harapan pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan kependidikan berjalan sesuai ranahnya.  
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Mantja (2008:33) metodologi penelitian kualitatif adalah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berbentuk tulisan tentang orang atau kata-kata perilakunya yang nampak atau kelihatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur pengamatan terhadap sesuatu yang Nampak dan jelas yang diintegrasikan dengan paham peneliti sebagai insatrumennya. Subyek penelitian ini adalah Kepala sekolah yang merupakan pelaksana inti dari analisis pekerjaan dan sebagai penanggungjawab penuh terhadap kegiatan tersebut. Sedangkan objek penelitian ini dilaksanakan di SMA Widyagama Malang. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara.
Sumber data penelitian ini adalah informansi yang disampaikan oleh subjek penelitian pada saat wawancara serta tindakan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Menurut Miles dan Huberman (dalam, dalam Hariawan, 2011:74) analisis data yang digunakan adalah analisis situs tunggal yang mencakup tiga langkah didalamnya yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/ verifikasi. Data yang didapatkan disusun dan dibandingkan dengan studi pustaka hingga menghasilkan kesimpulan. Proses penelitian dikerjakan dalam beberapa tahapan umum yaitu perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan hasil penelitian.

Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
SMA WIDYA GAMA dalam pelaksanaan analisis pekerjaan melakukan secara sederhana. Hal ini bertujuan untuk mengetahui mana pekerjaan yang dikerjakan di SMA Widya Gama. Analisis pekerjaan dilaksanakan pada awal tahun pelajaran. Antara bulan Juni-Juli sampai di Agustus baru. Di tuangkan di pekerjaan atau program perencanaan yang di analisis, ada kurikulum ada kesiswaan. Di analisis setiap waka, apa yang di programkan, apa dalam memprogramkan melakukan analisa, jika melakukan apa saja lalu di tulis di setiap masing-masing waka. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan hanya mencari pekerjaan apa yang dibidangnya, misalnya untuk dipilah pekerjaan di kurikulum. Kalau tidak di analisis kadang-kadang tidak muncul, tetapi jika di analisis akan mengetahui yang belum. Biasanya ada yang rutin ada yang kreativitas jadi setiap tahun berubah, seperti ulangan membuat program, kalau guru seperti RPP biasa setiap tahun. Hal-hal yang sudah diketahui kadang-kadang muncul kreativitas nanti ada workshop, ini yang sebelumnya belum dilakukan otomatis ada program workshop peningkatan SDM guru administrasi atau TU. Jalan keluarnya yaitu dengan workshop kalau TU ataupun perpustakaan dikirim ke workshop, ada di bidang bendahara, bidang perpustakaan, bidang kepegawaian itu berarti  di analisa di pelajari mana yang sudah dilakukan dan belum dilakukan.
Informasi-informasi yang menjadi dasar dilakukannya analisis pekerjaan yaitu jika ada perekrutan baru tentang SDM apakah perlu tenaga baru. Tetapi kadang-kadang tenaga baru di awal tahun pelajaran, fakta di lapangan terkadang merekrutmen karena di sekolah itu misalnya guru bahasa Inggris yang terpaksa mengundurkan diri karena mengikuti suaminya ke luar kota, posisi guru bahasa Inggris menjadi kosong. Jadi bisa dilakukan perekrutan saat itu atau tidak harus menunggu tahun ajaran baru, itu rekrutmen yang situasional. Kalau rekrutmen yang ideal dilakukan pada tahun ajaran baru jadi faktor nya ada 2 yaitu situasional dan reguler atau ideal. Dasar analisis pekerjaan tidak hanya rekrutmen dan mutasi saja. Faktor kinerja misalnya ada guru yang kinerjanya buruk itu artinya sering terlambat atau tidak hadir di kelas dan hanya memberikan tugas saja sering tidak melakukan tugas, itu berarti dinilai di tahun depan tidak diberi jam mengajar karena  GTT biasanya guru yang melakukan kekurangan-kekurangan tersebut sudah menyadari sebelum diganti sudah mengundurkan diri. Aspek yang dianalisis biasanya seperti aspek usia. Kalau rekrutmen usia yang sudah tua kita hindari kalau ada yang muda juga melihat faktor seleksi nya dipilah lagi apakah dapat mengikuti zaman milenial atau tidak, apakah menguasai gadget dan komputer atau tidak. Untuk guru-guru muda harus bisa komputer dan gadget selain itu juga wawancara apakah sanggup mengajar banyak jam dan dibayar murah, terkadang saat wawancara  menyanggupi tetapi selanjutnya tidak dating.
Teknik yang digunakan dalam analisis pekerjaan di SMA Widya Gama sementara sangat sederhana tekniknya. Pengamatan setiap hari seperti mencatat kondisi guru satu di ruang piket siapa saja yang tidak hadir, siapa yang piket, piket pun diamati apakah disiplin dan rajin atau tidak kalau jadi guru piket hadirnya harus lebih awal. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan yaitu yang pertama pengamatan, yang kedua laporan-laporan, yang ketiga cek langsung di lapangan. Dalam teknik analisis pekerjaan biasanya dilakukan wawncara SMA Widya Gama biasanya menyebut dibina terlebih dahulu tidak pernah  berpikiran akan memecat bahkan ada bawahan yang mengusulkan untuk memecat pegawai lain tetapi atasan di SMA Widya Gama memberikan kesempatan untuk memperbaiki terlebih dahulu, apakah bisa atau tidak.
Tahapan proses analisis pekerjaan sesuai dengan proses manajemen pada umumnya seperti ada perencanaan pengorganisasian penggerakan dan pengawasan. Secara umum bisa menghubungkan setiap hal pasti ada rencana (planning) ada POAC dan rencana itu harus diorganisasikan sesuai bidangnya misalnya untuk kurikulum, kesiswaan. Untuk mengangkat waka, dilihat terlebih dahulu potensinya mana yang cocok di bidangnya. Walaupun tidak ditulis tetapi fungsi manajemen POAC (Planning, organazing, actuating, controlling) sudah melekat.  Misalnya jika prestasi belum optimal maka dilakukan evaluasi. Setiap manajemen tentunya menggunakan manajemen umum tersebut.
Dampak dari kegiatan analisis pekerjaan di SMA Widya Gama jika diihat dari sudut pandang yang positif yaitu apa yang menjadi keinginan sesuai. Contohnya seperti dilihat dari pengalaman tenaga kependidikan, maka baru dapat disimpulkan sesuai atau tidak dengan pekerjaan tersebut. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang yang negatif dalam pelaksanaan analisis pekerjaan yaitu dapat menyinggung perasaan secara pribadi, jika diungkapkan ke pekerja (tenaga kependidikan/pegawai/pendidik) dapat tersinggung, tetapi jika tidak diungkapkan tidak akan ada dampak negatif, tetapi kembali ke situasi jika pekerja terbuka tidak akan merasa tersinggung. Selain itu dampak negatinya yaitu dapat menguras tenaga. Dalam pelaksanaan analisis pekerjaan ini sebenarnya dikembalikan lagi kepada individu jika berfikir positif pasti tidak akan ada namanya dampak negatif, juga sebaliknya.
Berdasarkan teori waktu untuk analisis pekerjaan dilakukan pada awal tahun. Tetapi berdasarkan praktek waktu yang digunakan untuk analisis pekerjaan dilakukan setiap hari, hal ini bertujuan untuk menambah memori/pengalaman. Contohnya seperti pimpinan dapat melihat pegawainya pada hari pertama belum bisa melakukan pekerjaan yang diperintahkan tetapi hari berikutnya ternyata pegawai sudah dapat melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini perlu adanya motivasi seperti memuji kepada pegawai tersebut, karena jika hal ini dilakukan akan berdampak pada kualitas SDM seperti pekerjaan yang dikerjakan baik dan cepat terselesaikan.
Rancang bangun pekerjaan di SMA Widya Gama dilaksanakan pada awal tahun . Rancang bangun di SMA Widya Gama sangat sederhana, seperti hanya melakukan penambahan masukan saja tergantung pemasukan dana yang ada. Perubahan rancang bangun di SMA Widya Gama tidak terlalu besar atau tidak terlalu cepat. Berbeda dengan sekolah negeri, jika dalam pelaksanaan rancang bangun ini ada pendanaan yang lebih pasti akan diadakan pelatiahn seperti UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri). Analisis pekerjaan dan rancang bangun di SMA Widya Gama berjalan beriringan.

Pembahasan
Analisis jabatan atau pekerjaan (job analysis) adalah suatu proses untuk menjelaskan macam dan sifat pekerjaan dan mengidentifikasikan persyaratan SDM yang diperlukan untuk jabatan itu (Widodo, 2015:14). Proses analisis jabatan meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan dan pemeriksaan data mengenai aktivitas-aktivitas kerja pokok yang ada di dalam suatu pekerjaan atau jabatan, serta persyaratan keahlian, pengetahuan, keterampilan, dan sifat-sifat individu yang cocok untuk melakukan pekerjaan itu. Dari data data yang dikumpulkan dalam analisis pekerjaan, akan menghasilkan suatu deskripsi pekerjaan yang digunakan karyawan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Menurut Dale Yoder dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2002:13) analisis pekerjaan dinyatakan sebagai berikut:
Job analysis is the procedure by which the facts either respect to each job are systematically discover and noted. It is sometimes called job study, suggesting the care with which tasks, processes, responsibility, and personnel requirement are investigated. Job analysis, which focuses attention on the characteristics of employees, using physical examinations tests, interviews, and other procedures for this purpose”
Analisis pekerjaan adalah prosedur menggunakan fakta-fakta yang berhubungan dari setiap pekerjaan yang ditemukan dan dicatat secara sistematis. Hal ini biasanya juga disebut dengan studi pekerjaan, yang mempengaruhi tugas-tugas, proses-proses, tanggung jawab, dan kebutuhan pegawai yang diselidiki. Analisis pekerjaan menitikberatkan pada karakteristik pegawai, penggunaan tes fisik, wawancara, dan prosedur lain untuk mencapai tujuannya.
Analisis pekerjaan merupakan suatu fakta tertulis mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan dalam sebuah instansi atau organisasi. Hasibuan (2003:28) menjelaskan, analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. Dengan demikian analisis pekerjaan akan memberikan atau menghasilkan informasi-informasi mengenai uraian pekerjaan, spesifikasi hingga evaluasi pekerjaan. Bahkan lebih lanjut Widodo (2015: 15) mengungkapkan analisis pekerjaan dapat memperkirakan pengayaan atau perluasan pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis pekerjaan merupakan suatu prosedur pengumpulan informasi terkait pelaksanaan pekerjaan dalam suatu instansi atau organisasi yang dilakukan secara sistematis sehingga menghasilkan hasil berupa deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, serta kebutuhan-kebutuhan dalam pekerjaan tersebut.
Simamora (2006:83-84) menyebutkan manfaat dari analisis pekerjaan adalah membantu dalam mengomunikasikan harapan sebuah pekerjaan terhadap si pemegang jabatan, penyedia dan rekan sejawatnya. Secara lebih rinci Simamora (2006: 83-84) menjelaskan setidaknya terdapat sembilan manfaat dari analisis pekerjaan, yaitu: (1) Analisis penyusunan kepegawaian; (2) desain organisasi; (3) redesain pekerjaan; (4) telaah dan perencanaan kinerja; (5) suksesi manajemen; (6) pelatihan dan pengembangan; (7) jalur karier; (8) kriteria seleksi; dan (9) evaluasi pekerjaan.
Berbagai manfaat yang disampaikan oleh Simamora juga merupakan output dari analisis pekerjaan. Informasi-informasi yang dihasilkan dari suatu analisis pekerjaan akan menghasilkan sembilan aspek yang telah disampaikan. Dengan demikian analisis pekerjaan sangat dibutuhkan untuk melaksanakan prosedur-prosedur pengelolaan pegawai pada suatu instansi atau organisasi.
Informasi analisis pekerjaan
Analisis pekerjaan merupakan suatu upaya sebuah instansi atau organisasi dalam memepermudah mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada pada setiap pekerjaan pegawainya. Mempersiapkan pekerjaan dengan tepat dan benar merupakan suatu keharusan mutlak bagi setiap instansi atau organisasi. Oleh karena itu, kegiatan analisis pekerjaan tidak bisa dilakukan secara sembarangan melainkan harus ada persiapan yang cukup matang. Kasmir (2016:33) menjelaskan bahwa ada empat tahapan dalam pelaksanaan analisis pekerjaan yaitu : (1) mempersiapkan tim analisis pekerjaan; (2) mengidentifikasi pekerjaan analisis; (3) mempersiapkan metode; dan (4) mempersiapkan jadwal kegiatan analisis.
Pertama, setiap instansi atau organisasi membutuhkan sebuah tim dalam pelaksanaan analisis pekerjaan. Tim ini terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan, loyalitas dan pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Hal ini sangat dibutuhkan karena dengan adanya tim yang berpengalaman akan mempermudah dalam penyusunan analisis jabatan.
Kedua, identifikasi pekerjaan analisis yang didalamnya mencakup kegiatan mencari tahu pekerjaan apa saja yang perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Dalam hal ini, pekerjaan yang diidentifikasi merupakan pekerjaan dalam lingkup kegiatan analisis pekerjaan sehingga dapat diartikan sebagai pencarian informasi mengenai apa saja kegiatan yang akan dianalisis.
Ketiga, persiapkan metode yang digunakan dalam proses analisis pekerjaan. Metode dapat berupa wawancara, observasi, maupun kuisioner. Metode yang akan digunakan disesuaikan dengan pekerjaan apa yang akan dianalisis dan situasi dari perusahaan itu sendiri. Intinya metode sebisa mungkin dipilih yang paling tepat untuk memudahkan proses analisis sehingga dapat memengaruhi hasil yang akan didapatkan.
Keempat, persiapan jadwal pelaksanaan analisis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan tujuan yang diharapkan. Pelaku atau sekumpulan orang yang melaksanakan kegiatan analisis pekerjaan harus mematuhi jadwal yang telah ditentukan agar segala kegiatannya terstruktur dan menghasilkan luaran yang sesuai.
Dari tahapan-tahapan tersebut, jelas analisis jabatan selain menghasilkan sebuah data juga memerlukan data yang digunakan sebagai dasar analisis. Informasi-informasi mengenai pekerjaan yang akan dianalisis menjadi penting karena digunakan sebagai patokan dan target ingin menghasilkan luaran apa dan bagaimana. Menurut Kasmir (2016: 26-32) informasi analisis pekerjaan mencakup tiga macam, yaitu (1) job description; (2) job specification;  dan (3) job performances standard .
Uraian pekerjaan (job description) berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan. Artinya menguraikan kegiatan yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Job description merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan pekerjaan yang terdiri dari: (1) daftar pekerjaan; (2) tugas-tugas; (3) hubungan pelaporan; (4) kondisi pekerjaan; dan (5) tanggung jawab. Fungsi, tugas-tugas, dan wewenang terhadap suatu pekerjaan juga merupakan aspek yang penting dalam uraian pekerjaan. Karena dengan demikian pekerjaan itu terlihat jelas siapa yagn memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap berbagai permasalahan yang terjadi pada suatu lingkup pekerjaan. 
Dessler (2013) menyebutkan bahwa sumber informasi untuk melakukan analisis jabatan terdiri dari: (1) work activites; (2) human behaviour; (3) machines, tools, equipment, and work aid; (4) performance standards; (5) job context; dan (5) human requirement.
Aktivitas kerja merupakan segala bentuk aktivitas mulai dari jam masuk kerja hingga jam pulang kerja yang dilakukan oleh masing-masing pegawai dalam suatu instansi atau organisasi. Analisis terhadap aktivitas kerja menitikberatkan pada seberapa besar volume pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan berapa lama seorang pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, analisis pekerjaan juga melihat perilaku karyawan selama mengerjakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Analisis ini mencakup kedisiplinan, kepatuhan motivasi kerja, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan sikap moral pegawai. Pemantauan terhadap seluruh pegawai dibutuhkan untuk meninjau pekerjaan-pekerjaan tersebut apakah tepat sasaran atau tidak.
Kemudian peralatan kerja atau sarana dan prasarana juga harus diperhatikan karena menyangkut keepatan dan ketepatan hasil pekerjaan. Pertimbangan kebutuhan sarana dan prasarana diperlukan dalam salah satu informasi analisis pekerjaan karena akan berguna untuk penyesuaian penempatan pegawai. Selain itu penetapan standar pekerjaan merupakan hal yang juga penting dalam suatu pekerjaan. Analisis pekerjaan mengumpulkan informasi apakan standar pekerjaan telah dicapai atau belum oleh pegawai. Analisis pekerjaan juga mencari tahu apakah standar pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi pegawai, apakah standar tersebut memberatkan atau tidak. Sehingga setiap pekerjaan dapat dievaluasi agar disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Konteks pekerjaan merupakan kegiatan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan, jadwal kerja, insentif dan lainnya. Kondisi pekerjaan yang dimaksud berkaitan dengan lingkungan kerja dan suasana kerja. Apakah kondusif atau tidak jika suatu pekerjaan ditempatkan pada kondisi tempat tertentu. Demikian pula dengan jadwal kerja seperti jam masuk, jam istirahat dan jam pulang. Kesesuaian pada jadwal-jadwal yang ditentukan menunjukkan kedisiplinan para pegawai yang sedang bekerja. Hal ini berkaitan dengan tepat tidaknya pekerjaan diselesaikan.
Kondisi pekerjaan berkaitan lingkungan kerja, suasana kerja. Demikian pula dengan jadwal kerja, seperti am masuk, jam istirahat dan jam pulang. Sedangkan insentif adalah yang melakukan pekerjaannya. Untuk insentif sendiri merupakan suatu motivasi yang diberikan pada pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan yang terakhir adalah mengnai kebutuhan pegawai pada setiap pekerjaan yang ada. Dalam hal ini diperlukan perkiraan beban kerja suatu jabatan atau pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar penentuan jumlah kebutuhan pegawai sesuai dengan apa yang benar-benar dibutuhkan.
Setelah melakukan job analysis, selanjutnya informasi yang dibutuhkan dalam analisis pekerjaan adalah spesifikasi pekerjaan. Spesifikasi pekerjaan merupakan rincian suatu pekerjaan yang didalamnya berorientasi pada kualifikasi pegawai yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Artinya dalam menempati suatu jabatan yang dalam prakteknya diharuskan mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, dibutuhkan orang yang memang memenuhi persyaratan dalam pekerjaan tersebut. Dessler (2013) menjelaskan bahwa “job specification is a list of a job’s human requirements that is the requisite education, skills, personally, and so on-another product of a job analysis”. Spesifikasi pekerjaan adlah daftar kebutuhan pegawai pada suatu pekerjaan yang meliputi persyaratan Pendidikan, keterampilan, kemampuan, kepribadian dan sebagainya. Persyaratan-persyaratan tersebut memungkinkan adanya aspek lain yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan pada suatu pekerjaan, misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman, domisili, status, dan lain sebagainya.
Terakhir, dibutuhkan Job Performance Standard yang memuat tentang standar atau target atau target pelaksanaan pekerjaan yang harus dicapai baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas serta kriteria keberhasilan kerja (Kasmir, 2016: 32). Dalam arti lain bahwa setiap pekerjaan maupun jabatan memiliki standar atau pencapaian kerja yang harus dipenuhi pada setiap periode pekerjaan. Secara kuantitas, standar pekerjaan bisa dinyatakan dalam bentuk angka, rupiah, satuan berat, maupun waktu. Dalam skala kualitas, keberhasilan atau standar pekerjaan dapat dinyatakan dalam bentuk kepuasan konsumen, kualitas produk, dan sebagainya.
Teknik Pengumpulan Informasi
Hasil analisis yang di buat dengan benar akan berdampak cukup besar bagi instansi/organisasi. Sebaliknya jika dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan akan berdampak negatif. Oleh karena itu, penyusunannya harus dengan metode yang tepat dan benar. Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang sesautu pekerjaan yang akan dilakukan terdiri dari berbagai cara. Data atau informasi biasanya dapat diperoleh dari data sekunder ataupun primer. Jika ingin memperoleh data atau informasi yang semakin baik dapat menggabungkan pengumpulan data secara sekunder dan primer.
Menurut Kasmir (2016: 37) dalam praktiknya metode pengumpulan data atau informasi yang digunakan adalah: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Kuesioner; (4) Catatan laporan; (5) Membandingkan dengan job yang sama di instansi/organisasi lain.
Observasi merupakan cara yang paling tepat untuk mendapatkan data yang valid baik observasi tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Kasmir (2016: 38) langkah dalam melakukan observasi dapat dilakukan dalam 3 (tiga) cara, yaitu: (1) Dalam melakukan observasi dapat dilakukan dengan cara diam-diam mengamati pekerjaan yang dilakukan seseorang; (2) Memasang kamera tersembunyi untuk merekam aktivitas suatu pekerjaan yang sedang dikerjakan; (3) Melakukan kerja sama dengan karyawan lain untuk memantau pekerjaan yang sedang diobservasi.
Selanjutnya adalah wawancara. Wawancara ini dilakukan secara langsung kepada karyawan yang ingin dimintai keterangan. Wawancara adalah cara untuk memperoleh data secara langsung dari karyawan yang bersangkutan. Dalam melakukan kegiatan wawancara sebaiknya menggunakan metode yang benar agar karyawan yang dimintai keterangan dapat memberikan informasi yang cukup lengkap dengan kondisi yang sebenarnya. Saat melakukan wawancara hal yang perlu diperhatikan yaitu waktu wawancara, kondisi yang akan diwawancarai serta cara mengajukan pertanyaan. Waktu saat melakukan wawancara diharapkan saat karyawan merasa segar sehingga dapat mengingat pekerjaan yang dilakukan. Kondisi karyawan juga sebaiknya dalam keadaan senang agar dapat menjawab pertanyaan secara jujur. Pertanyaan yang diajukan harusnya dimulai dengan pertanyaan yang dianggap mudah. Selanjutnya yaitu penyebaran kuesioner yang diberikan kepada karyawan yang dituju. Hal ini dilakukan jika karyawan sulit untuk dimintai wawancara maka teknik kuesioner atau penyebaran pertanyaan ini dianggap untuk menggantikan teknik wawancara. Kuesioner juga dilakukan untuk melengkapi jawaban wawancara jika dirasa kurang lengkap. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pertanyaan kuesioner adalah pertanyaan yang diajukan haruslah jelas, lengkap dan tidak bertele-tele. Cara lainnya yaitu melalui catatan laporan hasil pekerjaan yang dilakukan sebelumnya. Cara ini dapat mengetahui informasi yang aktual baik yang dilakukan secara harian, mingguan, bulanan. Cara yang terakhir adalah membandingkan dengan pekerjaan yang sama di instansi/organisasi. Cara ini hanya diperlukan untuk bahan tambahan membandingkan untuk mengambil keputusan. Kombinasi dari beberapa cara di atas akan menghasilkan analisis pekerjaan yang terbaik.
Tabel 1 Teknik Analisis Pekerjaan
No.
Teknik
Metode Pengumpulan Data
Hasil Analisis
Deskripsi
1.
Task Inventory Analysis
Kuesioner
Peringkat tugas
Tugas diperingkat oleh pelaksana pekerjaan (job incumbent), supervisor, atau analisis pekerjaan. Peringkat mungkin atas dasar karakteristik seperti pentingnya tugas dan waktu untuk mengerjakan tugas itu. 
2.
Critical Incident Technique
Wawancara
Deskripsi perilaku
Behavioral incident yang menggambarkan kinerja yang kurang sampai yang unggula dihasilkan untuk setiap dimensi pekerjaan
3.
Position Analysis Question Naire
Kuesioner
Peringkat 194 unsur pekerjaan
Unsur-unsur diperingkat atas 6 skala (misalnya tingkat kegunaan, pentingnya terhadap pekerjaan). Peringkat itu dianalisis dengan computer
4.
Functional Job Analysis (FJA)
Wawancara kelompok/ kuesioner
Peringkat bagaimana laksana perkerjaan berhubungan dengan orang, data dan benda
Pada awalnya dirancang untuk meningkatkan counseling dan penempatan orang yang terdaftar di kantor tenaga kerja negara bagian lokal
5.
Methods Analysis (Motion Study)
Observasi
Waktu per unit kerja
Sarana sisem atis untuk menentukan standar waktu bagi aneka tugas pekerjaan. Didasarkan pada pengamatan dan waktu penyelesaian tugas pekerjaan.
6.
Guidelines Oriented
Wawancara
Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
Pelaksana pekerjaan mengidentifikasi kewajiban, pengetahuan, keterampilan, kemampuan fisik dan karakteristik lain yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan
7.
Management Position Deskription Question Naire (MPDQ)
Kuesioner
Daftar cek 197 item
Manajer mengecek item-item yang merupakan penjelasan tanggung jawab
8.
Hay Plan
Wawancara
Dampak pekerjaan terhadap organisasi
Manajer diwawancara mengenai isu-isu seperti tanggung jawab dan akuntabilitas. Respon dianalisis menurut empat dimensi: tujuan, dimensi, pengartian dan ruang lingkup, akuntabilitas.
(Sumber: Kaswan,2012: 30)
Tabel 2 Metode Pengumpulan Data Analsis
Metode
Kelebihan
Kekurangan
Observasi: pengamatan langsung terhadap kewajiban kerja, sampel kerja atau observasi bagian dari kinerja dan pencatatan aktivitas tidak langsung (misalnya, dalam film)
Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kewajiban kerja daripada hanya menggantungkan pada penjelasan pekerja
Tidak dapat mengamati aspek mental pekerjaan (misalnya, pengambilan keputusan manajer, kreativitas ilmuan). Mungkin tidak bisa mengambil contoh aspek-aspek penting pekerjaan, terutama aktifitas yang jarang dilakukan (misalnya, penggunaan senjata oleh polisi)
Wawancara: wawancara individu dan kelompok terhadap pekerja, supervisor, bawahan, pelanggan atau sumber lain yang dikenal
Informasi tentang aktifitas yang jarang dilakukan, aktifitas fisik dan mental dapat dikumpulkan. Penggunaan aneka sumber daripada satu sumber dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan objektif terhadap pekerjaan
Nilai data tergantn kepada keterampilanpewawancara dan mungkin salah jika mereka mengajukan pertanyaan yang tidak jelas. Orang yang diwawancarai mungkin curiga tentang motif analisis pekerjaan, (misalnya takut jika terjadi perubahan terhadap kompensasi) dan mungkin mendistorsi informasi yang disedikan
Angket: bentuk tersetruktur dan daftar cek aktifitas serta pertanyaan terbuka atau tidak tersetruktur
Biasanya lebih murah dan lebih cepat digunakan. Dapat menjangkau sampel atau sumber yang besar yang memungkinkan cakupan yang lebih besar. Jawaban dapat dihitung dan dianalisis dengan aneka cara yang berarti
Pertanyaan mungkin diinterpretasikan tidak tepat. Bagaimana responden menafsirkan pertanyaan sulit dinilai. Nilai respon mungkin rendah, yang membuat hasil tidak bisa digeneralisasikan. Sering mahal dan memakan waktu untuk mengembangkan, menyekor atau menganalisis. Pertanyaan yang terbuka sering dikuantifikasi dan membutuhkan analisis isi yang memakan waktu.
Catatan harian: deskripsi aktifitas kerja sehari-hari oleh pekerja
Ditulis dalam bahasa yang lazim bagi pekerja dan supervisor sehingga data lebih mudah digunakan (misalnya, dalam mengembangkan ukuran penilaian kinerja)
Memakan waktu untuk mendokumentasikan. Catatan mungkin tidak objektif. Mungkin tidak mencakup aktifitas mental (misalnya, daya inovasi) atau tidak mencakup catatan seluruh aktifitas.
 (Sumber: Kaswan,2012: 42)
Rancang Bangun Pekerjaan
Analisis pekerjaan yang telah dilakukan menghasilkan beberapa informasi yang digunakan untuk rancang bangun pekerjaan. Rancang bangun pekerjaan ini mencakup desain pekerjaan, desain ulang pekerjaan. Menurut Gomez dala Kaswan (2012:44) desain pekerjaan adalah proses pengorganisasian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang dituntut untuk melakukan pekerjaan tertentu.  Dalam desain pekerjaan ini seorang atasan harus mengetahui karakter dari setiap pekerjaan mulai dari perencanaan sampai evaluasi agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Menurut Kaswan desain pekerjaan ini memiliki tujuan: (a) memenuhi tuntutan organissasidari segi efisiensi operasional, prosuktivitas, dan kualitas pelayanan; (b) memenuhi tuntutan organisasi dari segi fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja horizontal, secara hirarkis dan terpisah-pisah; (c) memenuhii kebutuhan dari segi minat, tantangan, dan prestasi; (d) memastikan tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa sehingga meningkatkan kerja sama dan efektivitas tim; dan (e) mengintegrasikan kebutuhan individual karyawan dan kebutuhan organisasi.
Sedangkan desain ulang pekerjaan adalah proses mengubah tugas-tugas atau cara pekerjaan itu dilaksanakan pada pekerjaan yang ada (Noe dalam Kaswan, 2012: 45). Desain ulang ini dilakukan ketika hasil dari pekerjaan yang dihasilkan masih rendah ataupun instansi ingin meningkatkan hasil kinerja. Tugas-tugas dari setiap bagian yang telah disusun dan dilaksanakan tersebut dapat diubah, ditambah, disederhanakan, maupun dihilangkan. Menurut Widodo (2015:29-31) pekerjaan dapat mengalami perluasan, pengayaan, dan penyederhanaan.
Menurut Widodo (2015) perluasan pekerjaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk memperluas uraian tugas yang sudah dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu selama ini. Kegiatan ini dilakukan agar seseorang pada jabatan tertentu mendapatkan pekerjaan lain yang lebih luas. Biasanya perluasan pekerjaan ini dilakukan karena adanya hubungan antar satu pekerjaan dengan pekerjaan lain yang dianggap lebih efektif jika dilakukan dan dikoordinasikan oleh satu jabatan saja. Hal ini dilakukan agar terjadi sinergi antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain yang terkait. Dengan adanya perluasan pekerjaan maka dibutuhkan pula pengayaan pekerjaan. Pengayaan pekerjaan menurut Widodo (2015) adalah suatu upaya yang dilakukan organisasi untuk menambah tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar kepada suatu pekerjaan tertentu. Ketika pekerjaan ditambah pada suatu jabatan tertentu, maka perlu adanya tambahan wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan pada suatu jabatan dalam pekerjaan yang dimaksud. Tujuan dari pengayaan ini yaitu memberikan tantangan yang lebih besar sehingga akan dapat memberikan motivasi dan kepuasan kerja terutama bagi mereka yang ingin maju dan banyak inisiatif.
Menurut Widodo (2015: 30) memperluas dan memperkaya pekerjaan dapat dilakukan dengan dejobbing sehingga mendeskripsikan pekerjaan pada organisasi secara luas dan sederhana banyak dilakukan. Dejobbing sendiri yaitu memperluas tanggung jawab pekerjaan organisasi dan mendorong karyawan untuk tidak membatasi diri mereka dengan deskripsi pekerjaan mereka. Penyederhanaan pekerjaan sendiri menurut Widodo (2015:31) merupakan upaya mengurangi kerumitan atau beban pekerjaan dengan cara membagi beberapa kegiatan atau mengurangi kegiatan tertentu.  Penyederhanaan pekerjaan dilakukan karena dalam prakterknya terlalu sulit untuk dilakukan oleh suatu jabatan tertentu. Jika hal ini terus dilanjutkan maka akan berdampak pada hasil pekerjaan itu sendiri. Kemungkinan hal ini terjadi akibat kurang berjalannya analisis pekerjaan sehingga terjadi salah langkah. Untuk mengatasi hal demikian maka harus adanya suatu periode yang digunakan untuk mengambil keputusan apakah pekerjaan pada suatu jabatan itu seudah sesuai, ataukah harus diperluas atau disederhanakan.
Kesimpulan
Analisis pekerjaan adalah usaha dalam mengumpulkan, menilai, dan  mengorganisasikan semua jenis pekerjaan dalam sebuah organisasi atau instansi. Di SMA Widyagama setiap tahunnya melakukan proses analisa pekerjaan ini secara sederhana yang dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Tujuan analisis pekerjaan ini untuk memilah pekerjaan sesuai bidangnya. Faktor yang mempengaruhi analisis pekerjaan ini ada dua yaitu situasional dan reguler. Teknik yang digunakan SMA ini dalam analisis pekerjaan ada tiga, yaitu pengamatan, laporan dari guru maupun siswa, dan melihat langsung di lapangan.
Rancang bangun pekerjaan adalah proses menentukan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode untuk melaksana tugas tersebut, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitas dengan pekerjaan lainya di sebuah organisasi atau instansi. Rancang bangun di SMA Widyagama sangat sederhana, seperti hanya melakukan penambahan tergantung pemasukan dana yang ada. Perubahan rancang bangun di sekolah ini tidak terlalu besar atau tidak terlalu cepat. Berbeda dengan sekolah negeri, jika dalam pelaksanaan rancang bangun ini ada pendanaan yang lebih pasti akan diadakan pelatiahn seperti UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri). Analisis pekerjaan dan rancang bangun di SMA Widyagama berjalan beriringan.
Saran
Kepala sekolah dapat lebih mengoptimalkan analisis dan rancang bangun di sekolah. Hal ini bertujuan agar sumber daya yang ada di sekolah dapat melaksanakan tugas secara maksimal. Dari pihak guru dapat berpartisipasi atau ikut membantu kepala sekolah dalam menjalankan analisis dan rancang bangun pekerjaan ini dengan memberikan masukan-masukan
Daftar Rujukan
Kasman. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi.         Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia: (Teori dan Praktek). Jakarta: PT Raja             Grafindo Persada.
Subekhi, A. & Jauhar, M. 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia     (MSDM). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Widodo, S., P. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:     Pustaka Pelajar.






Firman Budi Rabu, 27 November 2019