A.
Pengertian Problem Based Introduction
Problem-based introduction adalah model
pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi
keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al.,
2001). Dalam pemrolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang
topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis
data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah,
bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain
model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran
yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan
masalah tersebut secara adil dan obyektif.
Peranan guru sebagai pembimbing dan negosiator.
Peran-peran tersebut dapat ditampilkan secara lisan selama proses pendefinisian
dan pengklarifikasian masalah.
Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.
Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.
B.
Ciri-ciri Model Problem Based Instroduction
(PBI)
Terdapat 3 ciri utama dari PBI yaitu :
Terdapat 3 ciri utama dari PBI yaitu :
1.
PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,
artinya dalam implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
2.
Aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBI menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran.
3.
Pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk
mengimplementasikan PBI, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari
buku teks atau dari sumber-sumber lain, misalnya dari peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa
kemasyarakatan.
Model PBI
merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dengan masalah nyata,
sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa
diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih
tinggi. Anies (2003 : 1) mengemukakan bahwa model PBL merupakan suatu metode
instruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai sebagai
konteks siswa yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam
memecahkan masalah.
Lebih lanjut,
Gallow (2003 : 1) menjelaskan bahwa PBI meletakkan asumsi dasar pada
permasalahan yang berbentuk narasi, kasus, atau dunia nyata yang membutuhkan
keahlian. Masalah tersebut tidak dapat didekati dengan solusi final sebagai
suatu yang salah atau benar, tetapi menekankan pada solusi bijak yang
didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Masalah yang
menjadi pijakan proses belajar dalam pendekatan ini diambil pada masalah nyata
yang siswa dapat melihat, merasakan dan secara geografis dekat dengan mereka.
Dalam hal ini, masalah tidak serta merta ditentukan oleh guru. Masalah –
meskipun guru sebagai manager utama pembelajaran memiliki kewenangan menentukan
topik masalah – tetapi secara otoriter menentukan sendiri secara paksa.
C.
Tujuan Pembelajaran Problem Based Introduction
(PBI)
PBI tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, tetapi PBI dimaksudkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar otonom dan mandiri.
Banyak masalah yang ada di lingkungan siswa. Dengan
PBI dapat meningkatkan kepekaan siswa dengan situasi lingkungan. Kepekaan
tersebut bukan hanya diwujudkan dalam perasaan tetapi ada langkah-langkah
praktis yang dapat dilakukan mereka untuk memberikan solusi bagi masalah
tersebut. Dalam
hubungannya dengan mata pelajaran IPS aspek PKn di sekolah, guru harus mampu
melakukan analisis SKKD, dan menentukan KD / Indikator mana yang paling tepat
digunakan PBI.Indikator-indikator yang memberikan peluang munculnya
masalah-masalah dan memerlukan penyelesaian, serta membutuhkan kemampuan
berpikir ilmiah adalah indicator indikator yang lebih tepat digunakan PBI.
Jadi, Tujuan PBI adalah sebagai berikut :
Jadi, Tujuan PBI adalah sebagai berikut :
1.
Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah. Kerjasama yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi
keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan
sosial dan berpikir.
2.
Permodelan Peranan Orang Dewasa yang autentik
3.
Pembelajar Otonom dan Mandiri
D.
Strategi (langkah-langkah/sintaks) Pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI)
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1.
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan
menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
2.
Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih.
3.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
4.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis dan pemecahan masalah
5.
Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
6.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
E.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem
Based Introduction (PBI)
1.
Kelebihan
a.
Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga
pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
b.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
c.
Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
d.
Siswa berperan aktif dalam KBM
e.
Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan
sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
f.
Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah
dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
g.
Pembelajaran lebih bermakna
h.
Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran
matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
i.
Menjadikan siswa lebih mandiri
j.
Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi
aspirasi dan menerima pendapat orang lain
k.
Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta
berlatih mengemukakan pendapat
2.
Kelemahan
a.
Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut
tidak dapat tercapai.
b.
Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c.
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan
metode ini.
d.
Membutuhkan waktu yang banyak
e.
Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan
dengan PBI
f.
Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti
laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok,
perangkat pembelajaran, dll
g.
Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang
lebih matang.
h.
Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak,
idealnya maksimal 30 siswa perkelas.
Tidak ada komentar