Contoh Role Playing Supervisor Melayani Guru


ROLE PLAYING : SIMULASI SUPERVISOR MELAYANI GURU

Kepala sekolah : Firman Budi
Ibu Caca           : Salsabila Taftania
Ibu Suci            : Suciati Lia

Merasa pekerjaannya telah selesai, seorang kepala sekolah memutuskan untuk sedikit bersantai sambil membaca Koran di ruangannya.
Kepala sekolah      : *membaca Koran*
Ibu Caca                   : “pak kepala sekolah!”
Kepala sekolah      : “ada apa bu?”
Ibu Caca                   : “saya bingung pak, bagaimana saya bisa membuat sebuah pembelajaran yang efektif dengan tetap memperhatikan kemampuan muid-murid saya”
Kepala sekolah      : “oh itu ibu harus memerhatikan banyak hal. Bu Caca harus merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan kompetensi dasar, menentukan materi pelajaran, kemudian strategi apa dalam pembelajaran itu beserta medianya, juga jangan lupa alokasi waktu dan evaluasinya”
Ibu Caca             : “nah itu saya belum mengerti betul pak bagaimana merumuskannya”
Kepala sekolah    : “untuk sekarang bagaimana model yang ibu terapkan di kelas?”
Ibu Caca             : “saya hanya menerapkan adanya tugas terstruktur dalam bentuk soal yang harus dikerjakan. Untuk di kelas saya hanya ceramah saja”
Kepala sekolah    : “Bu Caca mungkin bisa membuat siswa aktif dengan pembelajaran outdoor. Saya rasa dalam pelajaran IPA siswa bisa dikondisikan untuk belajar di lua agar langsung mengeti alam. Dan tugas yang diberikan bisa dalam bentuk observasi kecil seperti mencari jenis-jenis tulang daun dan sebagainya.”
Ibu Caca             : “bagaimana itu pak, saya belum berpengalaman membuat pembelajaran sepeti itu”
Kepala sekolah    : “begini saja, nanti saya buatkan pelatihan untuk membahas semua itu. Sekaligus nanti saya jelaskan bagaimana menghadapi murid-murid. Karna sebelumnya kita harus mengenal murid ini bagaimana di pelajaran”
Ibu Caca             : “kalau untuk murid sebenarnya saya hanya mengetahui beberapa yang menonjol saja pak”
Kepala sekolah    : “ nah itu bisa menjadi patokan kita dalam mengidentifikasi murid lainnya bu. Kita bisa mengelomokkan karakteristik murid yang sama setelah itu kita identifikasi lagi di dalamnya”
Ibu Caca             : “bagaimana saya bisa mengidentifikasinya pak?
Kepala sekolah    : “kalau itu baanyak caranya bu, kita bisa observasi, interviu, bisa juga dengan membuat grafik perkembangan siswa. Dari situ kita bisa mengetahui apa saja faktor-faktornya. Begini saja, hari ini karna saya kosong saya ingin ke kelas Ibu. Saya bisa sedikit memerhatikan murid-murid sehingga saya juga ikut andil dalam pengidentifikasian tersebut.”
Ibu Caca             : “boleh sekali pak jika seperti itu, mari silahkan”

Kepala sekolah dan Ibu Caca pergi ke kelas untuk mengidentifikasi siswa secaa langsung. Diperjalanan mereka bertemu Ibu Suci yang sedang kebingungan.
Ibu Suci              : “buku perpus yo standar ae, lab yo komputere akeh sing ra kenek, muridku butuh sumber gae sinau. Durung nggarap laporan, ngoeksi garapane arek-arek, ambek Bu Risa iki yo kok nyocot ae ndek kantor”
Kepala sekolah    : “ada apa Bu Suci?”
Ibu Suci              : “nggeh monggo”
Kepala sekolah    : “lo bu, ada apa?”
Ibu Suci              : “eh pak Firman, ngapunten pak. Ini saya lagi bingung pak”
Kepala sekolah    : “bingung kenapa?”
Ibu Suci              : “begini pak, saya butuh bahan bacaan untuk murid saya, sedangkan buku perpus tidak memadahi dan compute di lab juga masih kurang ditambah banyak yang rusak”
Kepala sekolah    : “oh iya kemain saya mau bilang pak Mahmud untuk dianggarkan pengadaan komputer”
Ibu Caca             : “saya juga sedikit kesusahan untuk membina siswa pak kalau buku perpustakaan saja tidak ada perkembangan”
Kepala sekolah    : “iya nanti saya anggarkan untuk kebutuhan lab sekaligus perpustakaan. Mungkin saya akan mengalokasikan sumbangan dari orang tua untuk pemberdayaan dua layanan itu”
Ibu Caca             : “ngapunten pak, mungkin bapak butuh orang untuk mengkoordinir layanan tersebut”
Kepala sekolah    : “ oh iya ini kemarin sudah saya pikirkan, nanti saya menunjuk beberapa guru untuk bertanggung jawab dalam layanan ini. Mungkin Bu Suci bisa ikut andil”
Ibu Suci              : “saya ndak ngerti ilmunya pustakawan e pak”
Kepala sekolah    : “kalau itu sudah saya persiapkan, nanti saya kirim ibu untuk pelatihan dan sedikit belajar ilmunya. Karena perpus ini harus bisa kita kembangkan agar siswa tidak terlalu asing dengan membaca”
Ibu Suci              : “untuk laboaturium pak?”
Kepala sekolah    : “oh itu saya sudah percayakan Pak Shawn untuk menggarap lab itu. Cuma untuk perpustakaan ini saya belum ada guru yang sesuai, makanya saya mempesiapkan pelatihan diluar bagi mereka yang akan saya tunjuk ini.”
Ibu Caca             : “eh bu, tadi kok ada ngomong Bu Risa itu kenapa”
Ibu Suci              : “aduh bu saya malu ada pak kepala sekolah”
Kepala sekolah    : “tidak papa bu, masalah Bu Suci tentang itu juga menjadi masalah saya”
Mereka tertawa bersama

Tidak ada komentar