Radar
Banyumas, 12 Februari 2019
Diakses
8 Maret 2019
PURWOKERTO- Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas terus
memepersiapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Tragisnya, persiapannya
kembali terganjal minimnya anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana. “
Namun kami tidak memaksa jika sekolah belum bisa mengadakan UNBK. Dindik hanya
menghimbau untuk sekolah yang sudah mampu, bisa menggunakan UNBK”, terangnya
Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Agus Wahidin.
Dijelaskannya, untuk UNBK memang membutuhkan sarana dan
prasarana yang tidak sedikit. Sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Sementara dana yang diberikan oleh pemerintah untuk pengadaan computer tidak
mencukupi semua. Setiap tahunnya, anggaran yang diberikan pemerintah hanya
mampu untuk membeli dua unit komputer saja. Sehingga dilakukan secara bertahap.
Atau bisa dengan menginduk ke sekolah lain. (Ida)
Copyright Radarbanyumas.co.id
Tanggapan Pribadi
Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) memang menjadi polemik dalam pengadaan sarana
prasarana sekolah. Seperti yang kita ketahui bahwa penerapan UNBK merupakan
kebijakan yang masih terbilang baru di Indonesia, sehingga menjadikan sekolah
masih kuwalahan dalam mempersiapkan sarana dan prasarananya. Masih banyak
sekolah yang belum mampu menyediakan fasilitas untuk memenuhi kriteria UNBK itu
sendiri. Akibatnya sistem ujian nasional di setiap sekolah memungkinkan adanya
perbedaan.
Salah satu
penyebab utama dari permasalahan sarana dan prasarana adalah anggaran. Anggaran
yang diberikan selalu terbatas atau tidak mencukupi kebutuhan dari setiap
sekolah. Terlebih lagi, sarana yang harus dipersiapkan sekolah dalam
melaksanakan kegiatan UNBK adalah seperangkat komputer. Komputer bukanlah
sesuatu yang murah seperti alat tulis kantor atau barang inventaris lainnya.
Satu unit komputer dapat bernilai jutaan
rupiah. Sehingga jika dibandingkan dengan kebutuhan sekolah berdasar jumlah
murid yang ada dan ketersediaan anggaran akan sulit untuk dicapai. Sehingga
akan terjadi seperti yang dipaparkan dalam berita, hanya bisa membeli 2
komputer saja setiap tahunnya. Belum lagi tenaga teknisi, biaya perakitan
daring, biaya perakitan jaringan, dan biaya pemeliharaan.
Sedangkan jika
sekolah mengandalkan sekolah induk dalam pelaksanaan UNBK, maka akan sulit
mencapai efisiensi waktu. Lantas, permasalahan selanjutnya adalah apakah jumlah
sekolah induk lebih banyak daripada sekolah yang masih belum memiliki fasilitas
computer secara lengkap. Hal tersebut akan terus menjadi polemik dalam
pengadaan sarana dan prasarana. Dengan demikian setiap sekolah harus bisa
mengatasi permasalah tersebut agar peserta didik dapat melaksanakan UNBK sesuai
dengan apa yang diharapkan pemerintah.
Rencana Kegiatan
Dari kasus tersebut, dapat
direkomendasikan dengan melaksanakan:
1.
Pembelian secara berkala.
Meskipun sekolah hanya mampu membeli 2 unit pada setiap tahunnya, namun dalam
jangka panjang hal tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan tuntutan
pemerintah. Hal ini dapat dijadikan sebagai tabungan yang semakin lama semakin
mencukupi kebutuhan. Dengan terus mengupayakan pengajuan pengadaan pada
pemerintah sehingga memungkinkan adanya pengadaan secara berkala hingga mencapai
tujuan yang diharapkan
2.
Permintaan sumbangan pada wali
murid atau komite sekolah. Karena hal ini merupakan kebutuhan peserta didik,
maka disarankan agar komite sekolah maupun orang tua peserta didik dapat
membantu perkembangan sekolah. Permintaan sumbangan ini sifatnya tidak memaksa.
Berapapun besar sumbangan dari komite sekolah dan orang tua akan dikelola
dengan baik oleh sekolah sesuai dengan apa maksud dari pemberian sumbangan
tersebut.
3.
Meminjam atau menyewa. Seperti
yang diketahui bahwa kebutuhan komputer untuk kegiatan UNBK dilakukan sekali
setiap tahunnya. Untuk menghemat biaya pemeliharaannya, maka sekolah dapat
meminjam atau menyewa unit komputer pada instansi pendidikan lainnya, misalnya
pada jenjang yang berbeda. Perbedaan jenjang akan memungkinkan adanya perbedaan
jadwal ujian sehingga pemakaian komputer tidak akan bersamaan. Hal ini dapat
dimanfaatkan sekolah untuk bekerja sama dalam penyediaan sarana belajar peserta
didik.
Memang permasalahan sarana dan prasarana
dalam menghadapi system UNBK merupakan hal yang umum di setiap daerahnya.
Namun, jika sekolah tidak berpandangan luas dan hanya terpaku bisa menggunakan paper based test saja, sekolah tersebut
akan tertinggal. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan sekolah harus
mampu mengupayakan penyediaan sarana yang sama dengan sekolah lain.
Tidak ada komentar