Peranan Aktivitas Komunikasi Terhadap Efisiensi Manajer Pendidikan




Peranan Aktivitas Komunikasi
Terhadap Efisiensi Manajer Pendidikan


Firman Budi Santoso
Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang, 65141


Abstract : Communication is needing for social or organization life. Connect to education, communication has been use for reaching an educational’s aim. Manager of education must have a communication skill because they are the main command in an organization especially for education. Educational manager should optimalize their communication skill for managerial activity up to the activity which connecting with educational object to make efficiency in whole of education.The purpose of this study is for knowing that communication always been needed for managerial education activity.
Keywords: Leadership, communication, managerial, instructional

Abstrak : Komunikasi dibutuhkan untuk kehidupan sosial maupun berorganisasi. Dalam kaitannya dengan pendidikan, komunikasi sangat dibutuhkan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Manajer pendidikan harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena sebagai pusat komando di sebuah organisasi pendidikan. Manajer pendidikan harus dapat mengoptimalkan keterampilan komunikasinya dalam kegiatan manajerial hingga kegiatannya yang berhubungan dengan sasaran didik agar terciptanya efisiensi kerja dalam lingkup bidang pendidikan. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui bahwa komunikasi dibutuhkan dalam pendidikan kususnya kegiatan manajerial.
Kata kunci: Kepemiminan, komunikasi, manajerial, instruksional

Pendidikan merupakan suatu proses yang membutuhkan pengaturan dan segala perencanaan di dalamnya. Pengaturan dan perencanaan tersebut biasa kita ketahui sebagai salah satu kegiatan manajemen pendidikan. Manajemen Pendidikan adalah proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif.  Dalam penerapan manajemen pendidikan, khususnya dalam pendidikan formal atau non-fomal sangat dibutuhkan seorang pengatur atau penggerak unsur-unsur didalamnya. Contohnya sekolah membutuhkan kepala sekolah yang akan mengatur guru, siswa, dan segala komponen pendidikan seperti kurikulum, metode pembelajaran, hingga sarana dan prasarana sekolah.
Pemimpin selalu berkaitan dengan kegiatan mengatur, menggerakkan, serta memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap segala proses kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Jika dalam lingkup pendidikan, maka pemimpin pendidikan sepeti kepala sekolah atau manajer pendidikan akan membutuhkan keefektifan dalam melaksanakan manajemen pendidikan. Keefektifan tersebut akan tercapai jika seorang pemimpin dapat menyelaraskan segala komponen terutama sumber daya manusia, sehingga butuh koordinasi yang baik antara pemimpin dengan bawahannya. Selain itu, dalam proses pembelajaran yang akan ditinjau langsung oleh pimpinan pendidikan juga dibutuhkan hubungan baik antara guru dan peserta didik. Orang yang ingin belajar tanpa berkomunikasi tidak mungkin dapat melaksanakan keinginannya, sehingga dalam proses pembelajaran dibutuhkan unsur komunikasi yang sangat baik agar tercipta keefektifan pembelajaran. Sehingga komunikasi menjadi hal yang tidak bisa dihilangkan keberadaannya dalam segala proses salah satunya dalam manajemen pendidikan.
Karena komunikasi menjadi hal yang akan juga menentukan keberhasilan suatu tujuan pendidikan. Maka seorang pemimpin pendidikan harus mengetahui bagaimana kontribusi komunikasi dalam meningkatkan keefektifan pengelolaan dalam satuan pendidikan. Dalam artikel ini, penulis akan menelaah bahwa komunikasi memegang peran penting dalam pengelolaan pendidikan. Terutama dalam mencapai keefektifan pendidikan yang akan menimbulkan kesempurnaan tercapainya tujuan pendidikan.

PEMBAHASAN
Konsep Dasar Kepemimpinan
Pengelolaan satuan pendidikan meupakan pengelolaan pendidikan untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara komperehensif untuk menyelaraskan seluruh kebutuhan-kebutuhan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Dimana didalamnya ada egulasi, aturan, dan kesepakatan untuk mencapai kepentingan bersama. Sebuah instansi pendidikan diharapkan menjadi keberhasilan dari cita-cita bangsa yang bersumber dari system pendidikan nasional. Namun, keberhasilan instansi penddikan tidak akan maksimal tanpa adanya dukungan yang kuat dari berbagai pihak. Dukungan yang bersifat kebijakan pemerintah menjadi pijakan dalam tindakan-tindakan konkret dan sesuai jalur dalam penerapannya menjadi yakin dan mantap dalam berbuat sehingga dibenarkan sesuai dengan atuan tersebut.
Pengelolaan satuan pendidikan bermuara pada siapa pelaku dalam pengelolaan satuan pendidikan tersebut. Siapapun pelaku pengelolaan tersebut harus memiliki kompeten dalam mempersiapkan segala komponen pendidikan. Kesadaran diri dari para pelaku pendidikan merupakan kunci keberhasilan yang membutuhkan tindakan-tindakan konkret dan komprehensif sehingga akan mencapai hasil yang maksimal dan akan terarah dalam tindakan-tindakannya.
Pelaku pendidikan sangat beragam, mulai dari manajer pendidikan, kepala sekolah, guru, hingga siswa. Namun dalam pengelolaan pendidikan dibutuhkan satu komando dari satu pemimpin yang akan dilaksanakan oleh pelaku pendidikan lainnya. Pemimpin adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas-tugas pengaahan dan pengoodinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Purwanto, 2012:27) sedangkan menurut Nurdin dan Sibaweh (2015:66) definisi yang dianggap cukup ideal dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut.
1.       Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam haapan dan interaksi
2.       Kepemimpinan adalah pengaruh antar pibadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi keaah pencapaian satu atau bebeapa tujuan tertentu.
3.       Kepemimpinan adalah peningkatan pengauh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
4.       Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan.
5.       Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama
6.       Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti terhadap suatu kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
Dalam kepemimpinan ada manajemen atau pengelolaan yang memberikan konsep-konsep pengimplementasian dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan, yang menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan dalam merencanakan visi, misi, tujuan dan rencana kerja organisasi, mengorganisasikan dalam melaksanakan tugas-tugas dan membina bawahannya dengan cara memberikan saran, masukan, dan pendapat dalam mengarahkan tugas dan tanggung jawab bawahannya, mengarahkan dalam memotivasi, membuat keputusan, membimbing, membina, dan melatih.
Terkait dengan kepemimpinan maka dibutuhkan juga komunikasi yang baik demi menunjang kegiatan-kegiatan seorang pemimpin dalam mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan mendorong anggota untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Akan sangat tidak mungkin dalam melaksanakan tugasnya seoang pemimpin jauh dari komunikasi. Oleh karena itu, konsep komunikasi harus dikuasai oleh seorang pemimpin.

Konsep Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung merupun tidak langsung secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. (Nurdin dan Sibaweh, 2012: 111). Komunikasi memiliki empat unsur yang utama yaitu: (1) komunikator sebagai orang yang melakukan komunikasi; (2) komunikan adalah oang yang diajak berkomunikasi; (3) pesan atau informasi yang disampaikan; dan (4) umpan balik antara komunikator dan komunikan. Komunikasi adalah salah satu dinamika yang paling sering ditelaah dalam seluruh bidang pada suatu organisasi. Nurdin dan Sibaweh (2012:111) mengungkapkan komunikasi yang efektif merupakan syarat dasar untuk mencapai strategi organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Dalam arti lain komunikasi menjadi tonggak utama dalam pencapaian strategi organisasi.
Komunikasi yang dilakukan manajer pendidikan harus jelas dan tepat sasaran dalam penyampaian instruksi dan infomasi agar tidak terjadi kesalahan dalam tindakan. Maka jika belum adanya kepastian tentang kebenaran informasi, maka sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu.
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi. Berikut adalah fungsi-fungsi komunikasi menurut Syarif (2014).
1.       Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2.  Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
a.        Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b.       Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.  Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.       Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan oraganisasi, juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Komunikasi selalu dilakukan dimanapun dan dengan siapapun, sehingga timbulah perbedaan penyampaian dan keakuratan informasi yang disampaikan. Luthans (2006:371) menyatakan ada tujuh hal yang dapat dioptimalkan dalam kegiatan komunikasi pimpinan kepada bawahannya, yaitu: (1) saluran komunikasi sebaiknya diketahui secara pasti, (2) sebaiknya ada saluran komunikasi formal yang pasti bagi setiap anggota organisasi, (3)saluran komunikasi sebaiknya selangsung dan sesingkat mungkin, (4) menggunakan saluran komunikasi formal dan lengkap, (5) orang yang bertindak sebagai pusat komunikasi sebaiknya kompeten, (6) saluran komunikasi sebaiknya tidak terganggu pada saat organisasi befungsi, dan (7) setiap komunikasi sebaiknya diautentikasi.
Mangkunegara (2005: 148) mengemukakan bahwa ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1.       Faktor dari pihak sender (pengirim)
a.       Keterampilan pengirim, dalam hal ini sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, perlu menguasai cara-cara penyampaian pikiran, baik secara tertulis, maupun lisan.
b.       Sikap pengirim, dalam hal ini pengirim harus mampu bersikap meyakinkan penerima terhadap pesan yang diberikan kepadanya.
c.       Pengertahuan pengirim, dalam hal ini pengirim yang mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan akan dapat menginformasikan pesan kepada penerima dengan jelas.
d.       Media saluran yang digunakan oleh pengirim, dalam hal ini media atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide, informasi, atau pesan kepada penerima.
2.       Faktor dari pihak receiver (penerima)
a.       Keterampilan penerima, pesan yang diberikan oleh pengirim akan dapat dimengerti dengan baik, jika penerima mempunyai keterampilan mendengar dan membaca.
b.       Sikap penerima, dalam hal ini sikap penerima terhadap pengirim sangat mempengaruhi efektif tidaknya komunikasi. Maka dari itu penerima haruslah bersikap positif terhadap pengirim.
c.       Pengetahuan penerima, penerima yang mempunyai pengetahuan yang lebih luas akan mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan yang diterimanya dari pengirim.
d.       Media saluran komunikasi, media saluran komunikasi yang digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ide atau pesan.
e.       Komunikasi yang efektif, dapat terjadi apabila pengirim pesan langsung menyampaikan inti pesan kepada penerima.
f.        Kualitas komunikasi, dalam hal ini proses komunikasi akan berjalan dengan baik apabila telah terjadi saling pengertian diantara komunikator dan komunikan.
Dalam prakteknya, komunikasi juga merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Banyak faktor yang mempengaruhi komunikasi namun komunikan dan komunikator tidak menguasai faktor-faktor tersebut. Sehingga komunikasi yang seharusnya berjalan dengan lancar menjadi terdapat banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebutlah yang menyebabkan keefektifan tersampaikannya informasi menjadi lemah.  Menurut Husaini (2006) ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau pengahalang dalam proses berkomunikasi.
1.       Hambatan yang bersifat geografis
Proses komunikasi yang terjadi antar dua individu atau lebih akan mudah berlangsung jika kedua-duanya berada dalam tempat yang tidak berjauhan. Tetapi bila berjauhan maka akan ada kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
2.       Hambatan yang bersifat biologis
Yaitu dikarenakan perbedaan biologis manusia contohnya panca indra, tidak semua punya panca indra lengkap/normal.
3.       Hambatan yang bersifat teknis
Didapati pada alat-alat komunikasi massa yang tidak selamanya bekerja dengan normal/sempurna
4.       Hambatan yang bersifat sosial-budaya
Ada pertentangan paham atau ideologi di antara golongan dalam masyarakat sehingga sulit dipertemukan.

Komunikasi dalam Pendidikan
Komunikasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Komunikasi dikatakan dalam lingkup pendidikan jika komunikasi tersebut berakibat timbulnya perubahan perilaku pada pihak sasaran pendidikan, terutama perubahan dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini, belajar atau kegiatan pendidikan juga membutuhkan komunikasi karena sebenanya proses belajar itu merupakan suatu proses komunikasi.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Bahkan komunikasi sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.
Di dalam pelaksanaan pendidikan formal, tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi. Contohnya, pada kejadian bepikir, mempersepsi, dan mengingat. Hal demikian dijalani oleh setiap anggota sekolah, bahkan oleh semua orang. Bentuk lainnya dalam komunikasi dalam pendidikan adalah adanya ide atau gagasan informasi seseorang kepada orang lain. Seperti contoh adalah kegiatan berdialog, besambung rasa, berdebat, berdiskusi, dan sebagainya. Tanpa keterlibatan komunikasi tentu segalanya tidak bisa berjalan.
Menurut Yusuf (2010: 54-55), proses pendidikan dikelompokkan kedalam tiga bagian. Yang pertama adalah bidang administrasi dan supevisi atau bidang kepemimpinan pendidikan. bidang ini merupakan bagian kewenangan dan penanggungjawaban fungsi-fungsi pendidikan. dalam hal ini, unsur komunikasi dibutuhkan untuk memperjelas proses kegiatan-kegiatan tersebut. Contohnya antara lain komunikasi penugasan, komunikasi pengawasan, komunikasi manajemen dan komunikasi administrasi.
Kedua adalah bidang instruksional, bidang kegiatan proses belaja mengajar. Bidang ini merupakan bagian utama dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tampak sekali bahwa bagian ini didominasi oleh unsur komunikasi pendidikan. Kegiatan instruksional bisa berhasil apabila komunikasi bisa berjalan dengan baik. Pada bidang inilah dilaksanakannya program-program instruksional yang telah ditetapkan, diupayakan pengerjaannya melalui pengefektifan komunikasi dengan segala aspeknya. Metode, media, dan fasilitas komunikasi lainnya dioptimalkan pendayagunaannya untuk mencapai tujuan instruksional.
Yang terakhir adalah bidang bimbingan dan penyuluhan kepada sasaran didik. Bidang ini menitikberatkan sasaran didik yang dianggap mampu seperti rekan-rekan lainnya, namun mereka menemui kesulitan dalam belajarnya. Untuk itulah para sasaran didik yang mengalami masalah juga mendapatkan bimbingan. Di bagian ini faktor komunikasi sangat menentukan. Para pembimbing perlu mengetahui secara mendalam kondisi yang melatarbelakangi kemungkinan tindakan apa yang selanjutnya diharapkan dapat menolong mereka menemukan dirinya sendiri. Komunikasi psikologis benar-benar memegang kunci keberhasilan pembimbingan dalam hal ini. Komunikasi yang dapat menyentuh jiwa yang paling dalam.

Komunikasi dalam Kepemimpinan Pendidikan
Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab , berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut akan mengeluarkan gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan gagasan/ide tersebut.
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan. Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Dari ketiga gambaran tentang kegiatan dalam bidang pendidikan yang dipaparkan oleh Yusuf (2014), jelas bahwa dikatakan komunikasi adalah hal yang paling menentukan keberhasilan suatu tujuan. Sebagai seorang manajer pendidikan memang lingkup utamanya adalah dalam bidang manajemen dan supervisi pendidikan. Namun sebagai manajer yang memiliki integritas tinggi dalam menciptakan efisiensi kerjanya, kegiatan instruksional maupun kegiatan bimbingan terhadap sasaran didik juga merupakan lingkup luas dari seorang manajer pendidikan.
Segala kegiatan administrasi atau manajerial selalu membutuhkan komunikasi didalamnya. Komunikasi itu digunakan dalam penggerakan atau pengkoordinasian komponen-komponen yang terlibat didalamnya. Kegiatan-kegiatan di dalam manajemen pendidikan tentu memiliki tujuan yang mana tidak jauh dari terciptanya suatu efisiensi program dari instansi pendidikan. Contohnya seorang kepala sekolah ingin membuat sebuah program baru. Segala penelitian dan referensi dibutuhkan dalam mengonsep program tersebut. Jika dalam kegiatan itu tidak dilibatkannya komunikasi yang baik, maka program yang baru akan direncanakan akan seketika gagal dibuat. Itulah salah satu keutamaan komunikasi bagi manajer pendidikan. Oleh karena itu manajer pendidikan sangat membutuhkan komunikasi demi menunjang tercapainya tujuan organisasi didalamnya.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan  merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan, yang menjadi satu kesatuan dan tidak bisa dipisah-pisahkan dalam merencanakan visi, misi, tujuan dan rencana kerja organisasi, mengorganisasikan dalam melaksanakan tugas-tugas dan membina bawahannya dengan cara memberikan saran, masukan, dan pendapat dalam mengarahkan tugas dan tanggung jawab bawahannya, mengarahkan dalam memotivasi, membuat keputusan, membimbing, membina, dan melatih. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut seorang pemimpin membutuhkan komunikasi. Karena bagaimana bisa seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya atau memberi instruksi kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas tanpa adanya komunikasi. Ini membuktikan bahwa komunikasi meupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan, manajer pendidikan membutuhkan keahlian komunikasi dalam bidang administrasi dan supervisi pendidikan. Komunikasi dibutuhkan dalam mengupayakan tercapainya efisiensi tujuan pendidikan. namun, seorang manajer pendidikan dikatakan efisien dalam tugasnya tidak hanya dari bagaimana dia mengoptimalkan dalam bidang manajerial dan supervisi pendidikan saja, namun juga dalam kegiatan instuksional dan bimbingan tehadap sasaran didik. Komunikasi dibutuhkan seorang manajer pendidikan dalam proses pembelajaran dan bimbingan dalam memecahkan masalah-masalah peserta didik. Karena dalam pendidikan lingkup utamanya adalah sasaran didik yang merupakan siswa dari sebuah instansi pendidikan. Oleh karena itu dalam menciptakan efisiensi tugas seorang manajer pendidikan, komunikasi yang baik dan tepat dibutuhkan dalam proses supervise dan manajerial pendidikan, kegiatan instruksional pendidikan, dan bimbingan pada sasaran didik. Sehingga dengan mengoptimalkan komunikasi pada ketiga bidang tersebut, tujuan pendidikan akan lebih mudah tercapai.
Saran
Bedasar pada pernyataan bahwa komunikasi dilakukan oleh semua orang di dunia dan komunikasi meupakan hal utama dalam melaksanakan koordinasi antar individu, saran penulis dalam pembahasan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam kegiatan manajemen pendidikan. Khususnya sebagai manajer perlu memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dibandingkan bawahannya. Karena seorang manajer pendidikan merupakan pusat koordinasi dalam segala kegiatan manajemen pendidikan sehingga membutuhkan komunikasi dan koneksi yang baik dengan segala komponen kependidikan. Selain itu sebaiknya manajer pendidikan juga meningkatkan komunikasi pada kegiatan pembelajaran dan/atau kegiatan bimbingan terhadap peserta didik karena dalam pendidikan kegiatan tersebut merupakan inti untuk mencapai tujuan pendidikan yang efisien.

Daftar Rujukan
Husaini, U. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan Vivin Andika Yuwono, Shekar Purwanti. Arie P dan Winong Rosari. Yogyakarta: ANDI
Mangkunegara, A.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nurdin, D dan Imam Sibaweh. 2015. Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa
Purwanto, N. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Yusuf, P.M. 2010. Komunikasi Instuksional. Jakarta: Bumi Aksara
Syarif, A. 2014. Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan. https://jurnalalishlah.wordpress.com/2014/09/06/peranan-komunikasi-dalam-kepemimpinan/. Diakses 7 November 2017

Tidak ada komentar