MAKALAH : Teknik-teknik Hubungan Masyarakat Melalui Media Cetak dan Elektronik


TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN MASYARAKAT MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Humas
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd
dan Ibu Rochmawati, S.Pd, M.Pd



Oleh:

1.      Firman Budi Santoso              170131601044
2.      Idqa Nanda Ayu                     170131601047
3.      Nadya Nanda Sukawati          170131601013





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari, 2019



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekolah sebagai lembaga yang berada di masyarakat tentunya membutuhkan sinergi antara kepentingan instansi maupun kepentingan masyarakat. Penyampaian informasi dari kedua belah pihak dengan saling memberikan umpan balik merupakan kebutuhan dari sekolah yang notabene berada dalam lingkup masyarakat. Pertukaran informasi ini dibutuhkan sekolah untuk dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki sekolah serta diharapkan dapat meningkatkan minat serta citra dalam masyarakat sehingga akan mendapatkan partisipasi terhadap program-program sekolah.
Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan hubungan masyakat yang salah satunya adalah penggunaan media. Dewasa ini media masa seakan menjadi primadona di masyarakat. Penyebaran informasi melalui media selalu mendapatkan perhatian di masyarakat. Media masa dianggap mampu menciptakan opini publik sehingga jika penyebaran informasi dilakukan sesuai dengan tujuannya, maka akan mudah mendapatkan partisipasi masyarakat. 
Media masa yang sangat berpengaruh pada masa sekarang ini adalah media elektronik. Seperti yang diketahui bahwa teknologi sudah menguasai seluruh dunia dalam penggunaannya. Oleh karena itu, ketika informasi tersebut dipublikasikan menggunakan media elektronik, akan banyak mendapatkan perhatian bahkan bukan hanya dalam lingkup masyarakat sekitar saja melainkan dapat menyebar pada masyarakat luas. Namun, yang masih menjadi permasalahan adalah kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi masih belum menyebar rata. Dalam arti lain masih banyak masyarakat yang masih belum bisa mengoperasikan teknologi sehingga sekolah harus memiliki pendekatan lain dalam penyampaian informaisnya. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan media cetak. Media cetak yang menarik dan eyecatching akan menarik masa untuk


memperhatikannya. Dengan demikian, sekolah dalam kegiatan humasnya dapat menggunakan media cetak dan elektronik agar mampu mendapatkan perhatian masyarakat.
Dalam prakteknya, penggunaan media elektronik dan media cetak masih mengalami banyak kekurangan. Salah satunya adalah maraknya informasi hoax atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, yang sedang marak menjadi konsumsi publik. Informasi-informasi seperti ini yang akan menjadikan citra sekolah menjadi buruk. Dengan demikian sekolah memerlukan pemahaman dan implementasi yang baik sehingga kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang diberikan sekolah decara legal memang benar-benar informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam makalah ini, penulis menyajikan informasi mengenai teknik hubungan masyarakat melalui media cetak dan elektronik dengan sub pembahasannya mencakup pengertian, tujuan, fungsi, serta beberapa jenis media elektronik dan media cetak dalam hubungan masyarakat. Selain itu juga dipaparkan teknik serta fungsi menjalin hubungan dengan pers sehingga dapat menjadi rujukan dalam upaya sekolah menjalin kerjasama dengan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian media cetak dan media elektronik dalam hubungan masyarakat?
2.      Apa tujuan penggunaan media cetak dan elektronik dalam hubungan masyarakat?
3.      Apa saja fungsi penggunaan media cetak dan elektronik?
4.      Apa saja macam dari media dan alat hubungan masyarakat?
5.      Bagaimana teknik dalam membina hubungan dengan pers?
6.      Apa saja jenis media cetak dan elektronik dalam teknik manajemen hubungan masyarakat?
7.      Bagaimana teknik penulisan berita dalam kehumasan?
8.      Bagaimana pedoman menjalin kerjasama dengan pers?
9.      Bagaimana prinsip dalam membina hubungan dengan pers?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk memaparkan pengertian media cetak dan media elektronik dalam hubungan masyarakat.
2.      Untuk memaparkan tujuan penggunaan media cetak dan elektronik dalam hubungan masyarakat.
3.      Untuk menguraikan fungsi penggunaan media cetak dan elektronik.
4.      Untuk menguraikan macam dari media dan alat hubungan masyarakat.
5.      Untuk memaparkan teknik dalam membina hubungan dengan pers.
6.      Untuk menguraikan jenis media cetak dan elektronik dalam teknik manajemen hubungan masyarakat.
7.      Untuk memaparkan teknik penulisan berita dalam kehumasan.
8.      Untuk memaparkan pedoman menjalin kerjasama dengan pers.
9.      Untuk menguraikan prinsip dalam membina hubungan dengan pers.



BAB II
PEMBAHASAN
\
A.    Pengertian Media Cetak dan Media Elektronik dalam Hubungan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Segala informasi atau gambaran yang tepat dari masyarakat kepada sekolah maupun dari sekolah kepada masyarakat sangat dibutuhkan dapam hubungan tersebut. Oleh karena itu membutuhkan cara yang tepat seperti menggunakan media. Lazimnya, dalam penyampaian informasi sekolah dapat menggunakan media yang meliputi media cetak dan media elektronik. Pemilihan media dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat. Misalnya media cetak yang dapat digunakan untuk sekolah-sekolah yang lingkungannya belum menjangkau koneksi internet sehingga media cetak dianggap efektif. Namun untuk sekolah-sekolah yang lingkungannya sudah terjangkau internet, sekolah dapat menggunakan media elektronik karena lebih mudah diakses kapan saja dan dimana saja.
Benty dan Gunawan (2015:105) menjelaskan bahwa media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini dapat berbentuk lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih, atau berbentuk eksemplar. Benty dan Gunawan (2015:105) lebih lanjut menjelaskan bahwa indikator untuk mengukur keberhasilan penggunaan media cetak di sekolah meliputi: (1) adanya partisipasi dari peserta didik contohnya peserta didik ikut serta mengisi artikel majalah, misalnya mengirim puisi, cerita pendek, atau cerita bersambung; (2) adanya antusiasme peserta didik dengan memberikan opini terbaru; dan (3) adanya pancingan seperti kuis berhadiah, maka bisa dilihat antusiasme peserta didik itu seperti apa. Dengan demikian, media cetak merupakan saluran penyampaian informasi yang penerapannya mengutamakan pesan-pesan visual dan tercetak dengan tujuan memperoleh partisipasi dari sasaran informasi itu sendiri.
Benty dan Gunawan (2015:106) menjelaskan media elektronik adalah sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik penggunaan media elektronik di sekolah dengan indikator keberhasilannya meliputi: (1) program


ataupun kegiatan pendidikan di sekolah yang disampaikan jelas dan terencana; (2) tepat kepada sasaran yang diinginkan, sehingga sasaran sekolah dapat mengerti tujuan atau maksud yang diinginkan sekolah; dan (3) program Pendidikan yang disampaikan oleh sekolah akan memiliki banyak peminatnya. Dengan demikian, media elektronik adalah saluran penyampaian informasi dengan menggunakan teknologi dan dapat disebarkan secara cepat dengan waktu yang singkat.


B.     Tujuan Teknik Media Cetak dan Elektronik Dalam Hubungan Masyarakat
Langkah yang tepat dalam penggunaan media hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan prasyarat penting didalamnya. Tanpa memerhatikan ketepatan penggunaan media maka akan sulit untuk mencapai tujuan humas itu sendiri. Beberapa tujuan teknik media cetak dan elektronik dalam hubungan masyarakat menurut Benty dan Gunawan (2015:106) adalah: (1) mengenalkan pentingnya sekolah kepada masyarakat; (2) memudahkan komunikasi sekolah dengan masyarakat; (3) memberikan informasi kepada masuarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah; (4) membantu dalam mempromosikan sekolah kepada masyarakat; (5) mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah; (6) masyarakat mengetahui perkembangan sekolah; (7) masyarakat lebih mengenal tentang sekolah, misalnya visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (8) menciptakan, membina, dan memelihara, serta mempertahankan hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat.
Tujuan dari teknik media cetak dan elektronik sebenarnya mencakup tujuan umum dari hubungan masyarakat, yaitu mengenalkan, memberi informasi, mempromosikan, serta membangun kerja sama kepada masyarakat agar mendapatkan citra dan partisipasi yang baik dari masyarakat. Esensi dari penggunaan media cetak dan elektronik ini mengarah pada keefektifan dan keefesiensian dari informasi yang dikonsumsi masyarakat. Dengan menggunakan media cetak dan elektronik, masyarakat lebih mudah dalam mengakses informasi sehingga segala bentuk informasi yang ingin disampaikan sekolah kepada masyarakat lebih mudah untuk dipahamai dan diterima masyarakat.


C.      Fungsi penggunaan media cetak dan elektornik
Berdasarkan fungsi yang telah disebutkan menurut undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers pasal 3 dalam Benty dan Gunawan (2015:107) , dapat dipaparkan lebih jelas bahwa fungsi penggunaan media cetak dan elektronik dalam rangka sekolah menjalin hubungan dengan masyarakat adalah:
1.      Fungsi informasi yaitu menyajikan informasi karena masyarakat memerlukan informasi tentang berbagai hal yang terjadi di masyarakat dan sekolah.
2.      Fungsi pendidikan yaitu sebagai sarana pendidikan massa, maka pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasan.
3.      Fungsi hiburan yaitu hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat pers untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel yang berbobot, sehingga hiburan ini dapat berupa cerita pendek, cerita bergambar, cerita bersambung, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
4.      Fungsi kontrol sosial yaitu sikap pers dalam melaksanakan fungsinya yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok dengan maksud memperbaiki keadaan melalui tulisan. Tulisan yang dimaksud memuat kritik baik langsung atau tidak langsung terhadap aparatur negara atau lembaga masyarakat.
5.      Fungsi sebagai lembaga ekonomi yaitu pers adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan, pers memiliki bahan baku yang diolah sehingga menghasilkan produk yang namanya berita yang diminati masyarakat dengan nilai jual tinggi semakin berkualitas beritanya maka semakin tinggi pula nilai jualnya. Pers juga menyediakan kolom untuk iklan. Pers juga membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya.
Dari fungsi yang telah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media elektronik dan cetak bukan hanya sekedar untuk menyampaikan informasi saja. Namun karena dalam penggunaan media cetak dan elektronik ini mengandung banyak unsur didalamnya, sehingga memungkinkan muncul fungsi-fungsi lain seperti pendidikan, hiburan, control sosial, dan ekonomi.


D.    Macam-macam media dan alat hubungan masyarakat
Media dan alat humas pada umumnya menurut Suryosubroto terdiri dari kata-kata tercetak dan kata-kata lisan adalah:
1.      Kata-kata tercetak
Menurut Suryobroto (2012:32-34) media dengan kata-kata tercetak seperti: (1) majalah,  digunakan untuk menerbitkan informasi yang relevan tentang suatu instansi atau lembaga, tujuan dan kegiatannya, yang dapat dimanfaatkan bagi para pegawai di lingkungan suatu lembaga beserta keluarganya dan bagi masyarakat umum; (2) pedoman, yaitu berisi berbagai keterangan mengenai rencana kegiatan atau program kerja setiap bagian instansi atau lembaga yang sangat bermanfaat bagi setiap orang yang berkepentingan dalam upaya memperoleh informasi mengenai salah satu atau beberapa kegiatan dan program kerja yang akan atau telah dilaksanakan suatu instansi; (3) surat, yaitu berisi sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan instansi atau lembaga, khususnya bagi pegawai seperti laporan hasil rapat, laporan kesejahteraan pegawai, dan undangan pertemuan, dan surat untuk luar instansi misalnya berisi permohonan bantuan pengumpulan dana dan sebagainya; (4) surat kabar, yaitu surat yang mencapai kualitas yang sangat penting sebagai media komunikasi yang paling efektif karena hubungan antara surat kabar dan khalayak pembaca semakin erat; (5) buklet, terdiri atas dua jenis, yaitu infoktrinasi buklet yang berfungsi sebagai pedoman peraturan dan pemberi dorongan kepada pembaca untuk membangkitkan semangat kebersamaan dalam sebuah kelompok, dan institusional buklet lebih banyak berisi ide-ide daripada hal-hal yang bersifat pelayanan, seperti hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kegiatan sosial; serta (5) papan pengumuman, poster, dan reklame merupakan media tercetak yang biasanya ditempelkan pada papan-papan pengumuman, sudut kota, atau tempat-tempat lainnya sehingga memudahkan pembaca dalam menerima informasi.
Dari beberapa bentuk media humas dalam bentuk kata-kata tercetak, dapat disimpulkan bahwa kata-kata tercetak merupakan media atau alat humas yang dalam penyampaiannya menggunakan kalimat-kalimat atau kata-kata yang dituangkan dalam suatu media tercetak sehingga para penerima informasi dapat membaca dan mengetahui maksud dari informasi tersebut. Informasi menggunakan kata-kata tercetak dapat bertahan dalam beberapa waktu sehingga dapat diulang-ulang untuk dibaca apabila masih belum bisa menafsirkan informasi dengan jelas.
2.      Kata-kata lisan
Media dengan kata-kata lisan menurut Suryobroto (2012:35-39) seperti: (1) rapat, pertemuan, dan konferensi yaitu komunikasi yang dapat diterapkan langsung dengan orang lain sehingga berita mudah tersebar luas kemana-mana dan setiap orang mempunyai kesempatan untuk bertanya jawab dan bertukar pendapat sehingga masalah yang dianggap penting dapat dipecahkan secepatnya. (2) film dan slide, yaitu media yang dapat menciptakan kombinasi yang berfaedah bagi masyarakat karena masyarakat dapat menyaksikan dan mendengarkan gerak gerik pemain, (3) televisi, yaitu media yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penerangan, dan hiburan; (4) pameran, yaitu kegiatan memperlihatkan benda-benda atau menyajikan hal-hal baru dengan cara istimewa dengan harapan memunculkan ide-ide baru untuk mengadakan berbagai kegiatan; (5) open house yaitu acara ketika seseorang instansi mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau kegiatan yang sedang diselenggarakan dan untuk memperkenalkan suatu kegiatan kepada masyarakat, dengan demikian masyarakat akan memperoleh kesan baik sehingga tertarik untuk bekerja, belajar, atau melaksanakan kegiatan lainnya; (6) sandiwara dan wayang, yaitu media humas yang disampaikan dengan cara tradisional melalui peran komunikator yang menyampaikan pesan kepada penonton berupa humor, kritik, sindiran, dan sebagainya; serta (7) radio, penyiaran melalui radio merupakan teknik yang sangat efektif dan komunikatif dalam usaha komunikasi massa, pendidikan massa dan usaha-usaha lain untuk meningkatkan tarif pendidikan dan kebudayaan masyarakat.
           Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media dengan kata-kata lisan adalah penyampaian informasi mengenai visi, misi, produk, atau segala hal mengenai organisasi atau instansi yang dilakukan dengan media audio dan/atau visual sehingga penyampaian informasi lebih komunikatif. Penggunaan media ini dilakukan secara langsung dan jarang sekali untuk bisa diulang-ulang kembali. Sehingga penerima informasi harus benar-benar jeli untuk menerima setiap informasi yang ada.
Sedangkan macam-macam media dan alat humas menurut Yuwono dalam Suryosubroto (2012:37-39) adalah: (1) media audio yaitu media untuk mengadakan hubungan masyarakat dengan menggunakan indra pendengaran sebagai penerima informasi, misalnya radio dan telepon; (2) media visual yaitu media untuk mengadakan hubungan masyarakat dengan menggunakan indra penglihatan, misalnya pameran, foto, slide, surat kabar, buletin, pamflet, lambang, bendera, karikatur, gambar, dan skema organisasi; dan (3) media audiovisual yaitu media yang digunakan untuk menyebarkan berita yang dapat ditangkap oleh indra mata atau indra telinga, misalnya film, siaran televisi, pertemuan, diskusi, seminar, konferensi, dan pers.

E.       Teknik-teknik Membina Hubungan dengan Pers
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 110) Salah satu kunci sukses berhubungan dengan pers (media cetak maupun media elektronik) adalah sikap proaktif praktisi humas sebagai sumber berita untuk mengundang wartawan.
1.      Membuat siaran pers (press release)
Cara paling mudah dan tanpa biaya agar berita sekolah dipublikasikan pers adalah membuat siaran pers sendiri. Tentu saja, dibutuhkan sedikit keterampilan bisa menulis berita, sebab menulis berita sangat berbeda dengan menulis pada umumnya, menulis berita memiliki karakteristik dan unsur-unsur tersendiri yang harus dipenuhi, baik dari format maupun substansinya. Ada enam dasar daam penulisan berita yang harus ada, yakni: 5W + 1H artinya what (apa),who (siapa), where (dimana), when (kapan), dan how (bagaimana).
Sekolah dengan menguasai teknik penulisan berita, apabila lembaga pendidikan menyelenggarakan kegiatan, tanpa harus menunggu wartawan, sekolah bisa menuliskan sendiri beritanya. Langkah berikutnya adalah mengirimkan ke kantor pers yang dituju, bisa melalui  faximile internet  atau langsung diantar ke alamatnya. Jangan lupa disertai surat pengantar ke redaksinya, yang isinya harapan agar siaran pers tersebut dapat dimuat dan ucapan terima kasih atas kerja samanya.
2.       Konferensi pers atau temu pers
Lembaga-lembaga pendidikan besar sangat sering mengadakan konferensi pers atau temu pers apabila ada program baru atau kegiatan kampus, seperti seminar. Mengundang wartawan datang ke lembaga sekolah memang sangat disarankan apabila sekolah memiliki program baru dan kegiatan ilmiah yang harus diketahui publik. Pers sangat efektif menyebarluaskan informasi tersebut kepada audiens yang sangat banyak, bahkan sampai ke pelosok sekalipun. Oleh karena itu, semakin banyak wartawan yang diundang, akan semakin baik dalam menyebarluaskan informasi produk atau program sekolah ke masyarakat luas. Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 111) berpendapat ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum konferensi atau temu pers diselenggarakan, yakni :
a.       Merumuskan tujuan, kerangka acuan, dan pertanyaan
Tujuan dan kerangka acuan wawancara beserta pertanyaan harus yang terpublikasikan dan dirumuskan terlebih dahulu. Berbekal tiga hal tersebut, sekoah tidak akan diombang-ambingkan puluhan pertanyaan dari puluhan wartawan, yang mungkin masing-masing mempunyai pertanyaan.
b.      Merumuskan draft atau konsep pemberitaan
Praktisi humas sekolah disarankan untuk membuat draft atau konsep pemberitaan (siaran pers) yang diinginkan sebagai pegangan atau kerangka acuan dalam konferensi pers tersebut. Pertanyaan-pertanyaan dari wartawan dibatasi pada substansi. Pertanyaan di luar substansi yang sudah ditentukan, diarahkan kembali ke substansi tersebut dengan pertanyaan menjembatani.
c.       Tentukan juru bicara
Suatu hal yang sangat penting , sebelum konferensi pers berlangsung, yaitu harus lebih dulu ditentukan siapa juru bicaranya. Meskipun, semua pimpinan sekolah atau lembaga pendidikan diundang hadir dalam temu pers itu, siapa yang berwenang menjawab pertanyaan wartawan harus ditentukan lebih dahulu. Sehingga dengan demikian, semua jawaban terorganisasi dengan sistematis dan terkontrol hanya dari satu juru bicara. Seandainya tidak ada kejelasan siapa yang bertindak sebagai juru bicara sehingga semua pimpinan yang hadir merasa berwenang ikut menjawab pertanyaa wartawan. Ketika jawaban antara mereka tidak sinkron atau saling bertentangan, bukan saja substansi pemberitaan jadi tidak terfokus, bahkan pemberitaanya pun dapat merugikan citra sekolah di mata publik serta pemasaran produknya.
Praktisi humas sekolah dalam aktivitasnya di lembaga pendidikan sehari-hari, sebaiknya memang diatur secara tegas siapa saja yang berwenang memberikan keterangan ke pers. Lembaga pendidikan besar kebanyakan memiliki staf hubungan masyarakat (public relations) khusus menangani urusan dengan pers. Sedangkan praktisi humas di perguruan tinggi, umumnya hanya wakil rektor yang berwenang memberikan keterangan kepada pers, sementara pejabat pejabat dari divisi lain tidak diperbolehkan karena memang bukan kewenangannya.
d.      Jangan bertindak eksklusif
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengundang wartawan untuk konferensi pers, jangan bertindak eksklusif. Artinya wartawan-wartawan dari media tertentu diundang sekolah, sementara wartawan dari media lain tidak dihiraukan. Meskipun tindakan itu merupakan hak sekolah, namun apapun pertimbangannya, tindakan itu akan menjadi bumerang dikemudian hari.
3.      Wawancara khusus
Berbeda dengan konferensi pers yang semakin banyak dihadiri wartawan semakin baik, wawancara khusus hanya berhubungan dengan satu atau dua wartawan khusus yang dipilih sekolah. Dasar pemilihannya adalah kecocokan spesialisasi antara informasi yang disampaikan sekolah dengan bidang garapan media atau spesialisasi khusus wartawan yang bersangkutan. Lazimnya hal tersebut bersifat informasi teknis, bukan informasi khusus yang bisa diberitakan semua jenis media.
Wawancara khusus bisa juga diselenggarakan atas permintaan redaksi media, baik cetak maupun elektronik, berdasarkan isu-isu yang mereka rumuskan sebelumnya. Karena hanya media tersebut yang meminta, tentu hanya media yang bersangkutan yang memberitakan atau menyiarkan.
Media-media cetak yang lain tidak bisa menuduh sekolah pilih kasih atau berlaku eksklusif karena posisi sekolah sebagai pihak yang diundang, bukan pengundang. Tentu saja sangat logis, apabila media yang mengundang sekolah, melakukan monopoli publikasi atau menyiarkan hasil wawancara tersebut serta tidak membagikan kolega atau pesaing-pesaingnya sesama pers.
4.      Perjalanan pers (press tour)
Perjalanan pers adalah salah satu teknik berhubungan dengan pers yang banyak diselenggarakan lembaga besar apabila mereka meluncurkan produk atau program baru. Bagi lembaga pendidikan, perjalanan pers bisa dilakukan untuk mengenalkan kegiatan praktikum siswa. Misalnya wartawan diajak keliling melihat kegiatan proses belajar siswa, praktikum dan sarana laboratorium, atau unit kegiatan siswa di lingkungan lembaga pendidikan. Tentu saja,mengundang wartawan melakukan perjalanan pers seperti itu bagian strategi pemasaran. Karena itu wartawan yang diundang, tentu akan memberitakan hasil perjalanan tersebut di medianya. Pengalaman menunjukkan, berita laporan perjalanan cukup diminati pembaca. Hampir semua media cetak besar memiliki rubrik perjalanan tersebut, baik harian maupun mingguan atau bulanan.
Ada beberapa catatan dalam melakukan perjalanan pers seperti itu, terutama yang menyangkut fasilitas yang diberikan sekolah kepada wartawan yang diundang atau diikutsertakan dalam perjalanan tersebut. Lazimnya pihak pengundang dalam kaitanya dengan undangan perjalanan pers, menyebutkan dalam suratnya tentang biaya apa saja yang ditanggung mereka. Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi perjalanan, biasanya menjadi tanggungan pengundang. Sedangkan biaya pengiriman berita, dokumentasi, dan urusan jurnalistik lainnya ditanggung sendiri perusahaan pers bersangkutan. Sekalipun demikian, pers tidak mau didikte pihak pengundang dalam menuliskan berita, sesuai sudut pandang dan kenyataan yang ditemuinya.
5.       Sponsor lomba jurnalistik
Pendayagunaan pers mempublikasikan kepentingan lembaga pendidikan bisa dilakukan dengan kegiatan mensponsori lomba jurnalistik. Sebelumnya harus dibuat perjanjian kerjasama (memorandum of understanding) antara lembaga pendidikan dan perusahaan pers yang dipilih. kalangan perbankan sangat sering bertindak sebagai penyelenggara sponsor lomba jurnalistik tersebut dengan beberapa pers besar berskala nasional. Langkah tersebut efektif untuk membangun ingatan publik terhadap lembaga pendidikan beserta program-programnya dikarenakan kegiatan lomba berjalan dalam waktu cukup lama, biasanya sebulan atau 2 bulan. Pers dalam jangka waktu itu menjadi pasangan kerjasama akan terus rutin memuat artikel-artikel peserta lomba (running). Setelah lomba selesai pers juga akan memberitakan siapa saja pemenangnya dan memuat foto-foto penyerahan hadiahnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pihak humas dalam menyediakan informasi berbentuk cetak.
6.       Mengunjungi kantor pers
Memprogramkan kunjungan ke kantor pers tentu merupakan teknik berhubungan dengan pers yang menguntungkan dalam jangka panjang. Melalui kunjungan itu antara pengelola (redaksional) pers dan pihak yang berkunjung,  bisa saling mengenalkan diri dan mengakrabkan hubungan. Kunjungan sedemikian itu merupakan selangkah lebih maju dibandingkan hubungan konvensional wartawan dengan sumber berita yang bertemu dalam konteks pemberitaan semata tanpa saling mengenal cukup dalam jati diri masing-masing. Melalui kunjungan itu, rombongan sekolah bisa lebih mengetahui dan memahami iklim kerja dan kondisi perusahaan pers yang bersangkutan.
Bahkan bisa tahu dan kenal dengan namanya di medianya atau hanya kenal dan tahu wartawannya. Sekalipun belum ada yang bisa dikerjasamakan, kunjungan dengan pers bisa meningkatkan hubungan pada masa selanjutnya. Secara intensif dan saling menguntungkan tentu lebih mudah dijelaskan di antara pihak-pihak yang saling kenal daripada yang tidak saling kenal. Apabila sekolah membutuhkan publikasi suatu hal yang berkaitan dengan kepentingan sekolah, sekolah tinggal menelpon para awak redaksi yang sudah dikenal sebelumnya. Karena mereka juga tahu dan kenal dengan sekolah tentu awak media akan antusias meresponnya.
7.       Menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain
Selain mengunjungi perusahaan surat kabar atau lembaga lain, bisa juga dilakukan dalam bentuk yang berbeda pula, misalnya mengirimkan rangkaian bunga ke redaksi ketika media itu memperingati hari ulang tahunnya atau mengirimkan kue untuk berbuka puasa atau parcel saat lebaran atau sebagainya. Bingkisan-bingkisan yang sifatnya terbuka dan ditujukan ke seluruh awak redaksi, sepanjang tidak berlebihan harga maupun jumlahnya biasanya diterima redaksi sebagai manifestasi dari ungkapan persahabatan atau jalinan keakraban yang tidak memberi ikatan apapun, bukan diinterprestasikan sebagai suap. Selain itu menjalin dan menjaga hubungan dengan pers sedemikian itu sesungguhnya secara tidak langsung, bisa bermanfaat menjadi sarana untuk mengontrol berita-berita negatif yang menyangkut kepentingan sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa membina hubungan dengan pers merupakan faktor penting dalam  menciptakan pencitraan sekolah (school branding). Membina hubungan yang baik dengan pers dapat digunakan untuk alat promosi dan membuat institusi tersebut lebih terkenal apabila diberitakan di media. Tentunya hal ini dimanfaatkan sekolah untuk membangun citra positif dan menunjukkan reputasi agar dapat dipercaya di mata publik melalui media. Selain hal itu dapat membuat sekolah baik dimata publik, karena dari ulasan yang dipublikasikan oleh pers, publik sendiri dapat memiliki gambaran dan aktivitas institusi sekolah tersebut bagaimana. Serta memudahkan sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena kepercayaan publik yang telah ia dapatkan.
Citra positif dan pesan kepada publik sangat mempengaruhi besar kecilnya peminat disekolah tersebut, apabila publikasi ke media massa berkurang baik sekolah atau instansi terkait akan jauh dari target peminatan yang diharapkan. Maka dari itu, dibutuhkan hubungan baik antara pihak sekolah dengan pers melalui humas. Karena konsumen sendiri lumayan bergantung pada publikasi atau pemberitaan mengenai dimana anak mereka disekolahkan.

F.        Jenis-Jenis Media Cetak dan Elektronik dalam Teknik Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
            Menurut Benty dan Gunawan (2015) Sekolah dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat dapat menggunakan berbagai jenis media cetak dan elektronik. Penggunaan jenis-jenis tersebut tentunya disesuaikan dengan sasaran khalayak, artinya jenis media cetak dan elektronik mana yang dipakai disesuaikan dengan karakteristik khalayak yang dituju, misahiya kondisi sosial budaya masyarakat, tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat pendidikan sasaran. Hal bertujuan agar jenis media yang dipakai nantinya tepat sasaran informasi yang ada di dalamnya pun tersampai.
1.      Jenis-jenis Media Cetak
Ada banyak jenis media cetak yang dapat digunakan oleh suatu lembags untuk menjalin. hubungan dengan masyarakat. Adapun media cetak yang dapat digunakan untuk sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat berupa: majalah; surat kabar; iklan; buletin; stiker dan kalender; poster; pamflet; papan pengumuman dan reklame; brosur, leaflet; siaran pers; booklet, spanduk; baliho; dan banner. Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis media cetak yang dapat digunakan oleh sekolah.
a.       Majalah
 Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan  (2015:115) menyatakan penerbitan majalah sangat panting, terutarna bagi para pegawai di lingkungan suatu lembaga beserta keluarganya dan bagi masyarakat umum. Selain itu, isi majalah yang diterbitkan haruslah relevan dengan kepentingan pembaca dan harus berdasarkan materi yang layak diketahui oleh pembaca. Agar terasa bernilai dan berrnanfaat, suatu majalah harus dikelola secara profesional. Contohnya majalah di sekolah.
b.      Surat kabar
 Akhir-akhir ini perkembangan dunia persuratkabaran mencapai kualitas  yang sangat penting sebagai media komunikasi yang paling efektif. Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:115) mengemukakan pengaruh surat kabar terhadap khalayak pembaca sangat sulit dielakkan karena hubungan antsurat kabar dan khalayak pembaca semakin erat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa surat kabar sudah menjadi kebutuhan setiap orang.
c.       Iklan
Lembaga pendidikan banyak memanfaatkan iklan untuk kepentingan tertentu seperti memperkenalkan lembaga tersebut kepada masyarakat luas. Iklan dapat disebarkan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, bioskop, dan sebagainya (Suryosubroto 2012:34). Iklan sangat penting bagi mereka yang membutuhkannya. Sektor pendidilan juga sering mengumumkan sesuatu melalui iklan, misalnya iklan kursus akuntansi dan kursus bahasa inggris bagi para siswa.
d.      Buletin
Menurut Benty dan Gunawan (2015:115) buletin adalah salah satu media komunikasi visual yang terdiri atas kumpulan lembaran sehingga berwujud buku, yang dikumpulkan secara teratur dan sistematis oleh suatu organisasi atau isntansi. Suryosubroto (2012:44) berpendapat buletin di sekolah merupakan sebuah terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa di sekolah bersangkutan. Buletin sekolah dapat diterbitkan secara berkala, bulanan, ataa triwulan. Materi yang disajikan dalam buletin, terutama hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau sesuatu yang membawa nama baik sekolah.
e.       Stiker dan Kalender
Stiker yang berisikan pesan-pesan singkat dan promosi tentang sekolah dan poster-poster menarik dan lucu merupakan media yang sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi kalender sekolah dibuat untuk media sekolah juga yang jangka waktunya paling lama (12 bulan), kalender berisi visi, mini, tujuan, dan sasaran sekolah. Selain itu kalender sekolah juga menampilkan berbagai foto kegiatan yang pemah dilaksanakan oleh sekolah dan foto tentang prestasi yang pernah diraih oleh sekolah.
f.         Poster
Menurut Benty dan Gunawan (2015:116) media poster sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif untuk mencapai khalayak sasaran melalui distribusi danpenempatan yang sangat fleksibel. Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar, (sebagai tempat pertemuan mingguan masyarakat pedesaan), kantor pelayanan masyarakat (seperti Kantor Kepala Desa, Balai Warga), bahkan dapat diberikan langsung ke rumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Poster menurut Suryosubroto (2012:34) dapat ditempelkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh pembaca.
g.      Pamflet
Menurut Benty dan Gunawan (2015:116)  pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan kepada wali murid, juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, yakni untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. Kegiatan humas melalui bantuan media yang dilakukan oleh sekolah, berarti sekolah ikut pula memegang fungsi informasi, edukasi, rekreasi, dan persuasi bagi rnasyarakat umurnnya.
h.      Papan pengumuman dan reklame
Menurut Benty dan Gunawan (2015:116)  papan pengurnuman banyak digunakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan instansi-instansi. Kejadian sehari-hari, berita penting, foto kejadian, dan lain-lain yang ditempelkan pada papan pengumurnan dengan mudah diketahui dan dibaca oleh semua orang. Sedangkan menurut Suryosubroto (2012: 34) reklame merupakan alat atau media yang sangat efisien kegiatan hubungan masyarakat. Di batas atau di dalam sebuah kota terlihat reklame yang berisi kalimat imbauan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sekolah juga dapat memanfaatkan papan reklame media promosi kepada masyarakat. Lazimnya papan reklame sekolah pada saat penerimaan siswa baru.
i.        Brosur
Menurut Benty dan Gunawan (2015:117)  brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halarnan, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam sate kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halarnan tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
j.        Leaflet
Menurut Benty dan Gunawan (2015:117) leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Leaflet digunakan sekolah untuk mernpromosikan sekolah atau memberikan inforrnasi kepada masyarakat dengan cara menyebarkan pesan tercetak kepada masyarakat umum.
k.      Siaran pers
Menurut Benty dan Gunawan (2015:117) Siaran pers adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumumkan sesuatu yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan di media massa. Dalam strukturnya, pada bagian akhir siaran pers biasanya terdapat latar belakang (dalarn Bahasa Inggris ialah backgrounder), dimana di bagian ini berisi uraian singkat inforrnasi yang bermanfaat sebagai penopang bagi tulisan wartawan. Pada umumnya siaran pers dikirimkan via pos, via fax, ataupun dikirirnkan melalui surat elektronik kepada para editor dari semua surat kabar, majalah, stasiun-stasiun radio, televisi dan jaringarmya. Terkadang siaran pers tunda dikirirnkan dalarn rangka undangan untuk menghadiri konferensi pers.
l.        Booklet
Menurut Benty dan Gunawan (2015:117) booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Sehingga tujuannya adalah agar masyarakat yang sebagai objek memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.
m.    Spanduk
Menurut Benty dan Gunawan (2015:117) spanduk adalah media promosi yang cukup populer belakangan karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Jaman sekarang ini sudah banyak lembaga yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print sendiri. Sekolah dapat menggunakan media sanduk untuk kegiatan promosi sekolah. Spanduk yang dibuat sekolah harus kreatif, memerhatikan proporsional gambar dan warna, ditempatkan pada letak yang strategis, sehingga pembaca akan mudah untuk  memahami informasi yang ada di spanduk. Selain itu pembaca juga akan lebih tertarik untuk membaca sehingga informasi tidak terbuang sia-sia.
n.      Baliho
Menurut Benty dan Gunawan (2015:118) baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsure memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru. Dikenalnya baliho merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya mesin cetak digital yang semakin canggih. Selain baliho kadang masyarakat memberikan informasinya bisa melalui pampflet, brosur, buletin, majakah, dan yang lainnya.
o.      Banner
Menurut Benty dan Gunawan (2015:118)  banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital yang umumnya berbentuk portrait atau vertical. Banner adalah bentuk penyederhanaan dari baliho. Sekolah dapat memanfaatkan banner untuk promosi. Banner yang dibuat sekolah juga harus bagus dengan memerhatikan proporsional tulisan dan gambar yang ditampilkan dalam banner
2.      Jenis-jenis Media Elektronik
Menurut Benty dan Gunawan (2015:118) selain media cetak, sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat juga dapat melalui media elektronik. Media elektronik sekarang merupakan sebuah tuntutan karena terkait dengan perkembangan teknologi informasi. Sehingga sekolah harus dapat mengikuti perkembanga yang ada. Adapun jenis-jenis media elektronik yang dapat digunakan oleh sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat adalah: televisi; radio; dan pers. Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis media cetak yang dapat digunakan oleh sekolah.
a.       Televisi
Menurut Benty dan Gunawan (2015:118) berhasil tidaknya menggunakan televisi (TV) sebagai media publisitas sekolah tergantung pada program yang telah disiapkan sebelumnya. Di dalam program yang disusun hal-hal atau  pokok-pokok yang akan disajikan kepada penonton (publiknya). Oleh karena itu, penyebaran melelui radio sebab appearance (tingkat pembicara) dilihat oleh publik sehingga perlu diperhatikan nada dan cara bicara, pakaian serasi, serta gerak dan sikap yang sopan. Media TV dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penerangan, dan hiburan. Keuntungan menggunakan media ini adalah pemirsa cukup tinggal di rumah. Namun, media mengandung beberapa kelemahan, misalnya belum semua warga memiliki tv, terutama pelosok (Suryosubroto, 2012: 36)
Penyebaran informasi melalui TV ini menurut Hamalik dalam Minarti dalam Benty (2015:119) memeproleh beberapa keuntungan yaitu: (1) program yang menarik merupakan sugesti yang sangat potensial untuk menimbulkan minat publik agar selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, dart (2) pada umumnya, orangtua dan masyarakat tidak tahu tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh sekolah. Sehingga melalui program TV yang diselenggarakan oleh sekolah diharapkan semua program kegiatan sekolah dapat dimengerti oleh orang tua murid atau masyarakat luas. Dengan demikian, orang tua dan masyarakat mau mendukung, ikut peran serta, baik melalui dukungan moral maupun materiil. Penyebaran informasi melalui TV dapat dilaksanakan dengan cara ceramah biasa, wawancara interaktif, ceramah dengan alat-alat peraga, diskusi dan sandiwara, acara cerdas cermat, acara keagamaan, kegaiatan kesenian, dan lain sebagainya.
b.      Radio
Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau publik yang luas. Suryosubroto (2012:37) berpendapat radio merupakan salah satu media efektif dalam humas karena radio dapat menggugah hati pendengar di seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari radio untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam penyebaran informasi melalui radio, seperti kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan, dan kapan data sekolah dapat diinformasikan ke luar melalui radio. Beberapa keuntungan penyiaran informasi melalui radio diantaranya teks yang diperlukan dapat disiapkan sebaik-baiknya sebelum disiarkan, tidak dipengaruhi faktor komunikator, seperti sikap dan appearance, dapat dibantu latar belakang musik, dan dapat melalui batas ruang dan waktu serta jangicauan yang luas.
c.       Pers
Nasution dalam Benty (2015:119) mengemukakan ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah. untuk berhubungan dengan pers, yakni : (1) membuat saran pers; (2) konferensi pers atau temu pers; (3) wawancara khusus: (4) perjalanan mengunjungi kantor pers (press tour); (5) sponsor lomba jurnalistik; (6) mengunjungi kantor pers; dan (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain. Adapun tentang teknik yang dapat digunakan sekolah untuk berhubungan dengan pers telah diuraikan sendiri pada subbab di atas ini.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi informasi, sekolah juga tidak hanya menggunakan beberapa jenis media elektronik di atas, namun sekolah juga menggunakan media-media lain penggunaan media sosial yang saat ini tidak bisa terlepas di dalam pendidikan. Adapun media sosial yang dapat digunakan oleh sekolah untuk kegiatan humas pendidikan adalah.: email; facebook; twitter; line.
Email merupakan singkatan dari electronic mail, yaitu sarana mengirim surat melalui jalur internet. Email juga sering disebut sebagai surat elektronik. Melalui email sekolah dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh dan menyampaikan informasi secara lebih cepat dalam jarak yang jauh.
Facebook adalah sebuah situs web yang para penggunanya dapat menambah profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya. Kegunaan facebook dalam humas pendidikan adalah facebook dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaian informasi yang berkenaan dengan kepentingan sekolah dan rnenjalin hubungan dengan masyarakat luas. Contoh facebook yang digunakan oleh sekolah yaitu sekolah memilih akun facebook yang berisi tentang profil sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah. kegiatan-kegiatan atau program yang ada di sekolah, dokumentasi even sekolah, dan berisi pengumunan-pengumuman yang dapat dilihat atau diakses oleh masyarakat luas. Salah satu manfaat media sosial facebook dalam humas pendidikan adalah facebook sebagai tempat promosi, yaitu dapat mempromosikan suatu sekolah secara efektif untuk penyampaian informasi tentang sekolah.
 Twitter adalah sebuah situs web yang dan dioperasikan oleh Twitter Inc yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog. Mikroblog adalah suatu bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk rnenulis teks, pembaharuan singkat yang biasanya kurang dari 200 karakter dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat oleh semua orang atau kelompok terbatas yang dipilih oleh pengguna tersebut. Penggunaan media sosial twitter dalam humas pendidikan sangat membantu dalam promosi sekolah kepada masyarakat.
Line merupakan sebuah aplikasi pengirim pesan gratis yang dapat digunakan pada berbagai platform, seperti telepon cerdas, tablet, dan komputer. Biasanya  sekolah menggunakan line untuk menjalin komunikasi dari alumni dan sekolah sendiri.

G.    Teknik Penulisan Berita Dalam Kehumasan
Menurut Benty dan Gunawan (2015:124) Sekolah dalam membuat tulisan berita harus berdasarkan fakta dan data, agar kebenaran dari berita dapat dipertanggung jawabkan. Ada enam pokok menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan  (2015:124-125) yang harus diperhatikan oleh praktisi humas lembaga pendidikan dalam menulis siara berita agar dapat dimuat oleh pihak pers atau surat kabar, yaitu:
1.      Susunan kalimat siaran berita harus senada dengan gaya yang digunakan pers jurnalis. Gaya penulisan berita tidak seperti gaya penulisan essay yang panjang lebar penuh kiasan, atau seperti artikel, feature yang menekankan pada keindahan. Dalam hal ini penulisan berita harus jelas, gamblang dan enak dibaca.
2.      Isi penulisan berita harus dibuat dalam gaya tulisan yang singkat dan padat, bukan seperti menulis surat cinta yang penuh dengan basa-basi. Selain itu siaran berita ini harus berpenampilan baik guna menghindari terganggunya penglihatan editor akibat terlalu banyaknya koreksi yang harus ia bubuhkan. Oleh karena itu terapkanlah kaidah penulisan yang tepat.
3.      Paragraf pertama dalam penulisan berita, usahakan menurut informasi-informasi yang sangat penting, terlebih dahulu baru paragraf selanjutnya informasi pelengkap. Teori penulisan piramid terbalik dalam hal ini bisa menjadi pedoman dalam penulisan berita tersebut.
4.      Bobot, karakter, dan kandungan siaran berita haruslah disesuaikan dengan reputasi dan karakter media yang hendak memuatnya. Jangan mengirimkan sebuah berita yang berisikan uraian lengkap tentang riwayat hidup seorang tokoh pengusaha ke sebuah koran yang biasanya hanya menyediakan beberapa baris saja untuk artikel semacam itu.
5.      Hendaknya siaran berita itu dikirimkan ke beberapa jurnal atau media yang sekiranya paling sesuai (jadi tidak asal media) dan naskahnya harus diserahkan ke meja beberapa saat sebelum naik tercetak. Untuk memilih media yang tepat, petugas humas harus memiliki sebuat daftar alamat yang lengkap mengenai semua media yang ada, khususnya media yang ada di kota atau provinsi tersebut, bahkan tingkatpusat melalu perwakilannya yang ada di daerah.
6.      Dalam mengirimkan naskah siaran pers (berita) praktisi humas harus mengusahakan melalui wartawan atau jaringan yang punya hubungan baik untuk memantau sampai dimana naskah tersebut berada. Tujuannya agar siaran berita tersebut cepat dapat dimuat. Apabila terlalu lama dimuat dalam siaran berita tersebut.
Jadi, dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah dalam menuliskan berita haruslah berdasarkan data dan fakta, kebenaran berita tidak dibuat-dibuat dan harus dapat dipertanggung jawabkan oleh sekolah sesuai dengan salah satu prinsip pelaksanaan hubungan masyarakat yaitu objektif. Sejalan dengan pernyataan tersebut Hakim (2013) juga menyatakan bahwa untuk mendapatkan kepercayaan dari publik, kualitas informasi yang diberikan seorang PR sangat diperlukan. Informasi yang disampaikan harus aktual, akurat. Berdasarkan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan.
H.    Pedoman Dalam Menjalin Kerjasama Dengan Pers
Menurut Mahmud (2002:320) hubungan dengan pers atau Press Relation merupakan bagian yang menonjol dan terpenting dalam pelaksanaan program Humas untuk memberikan informasi kepada publik sasaran. Begitu pentingnya singkatan "PR" sebagai Press Relation sehingga lebih populer daripada PR singkatan Public Relations sungguhpun jangkauan tugas "PR" Press Relations lebih sempit. Press Relations adalah media massa berupa lembaga sosial yang berfungsi menyebarluaskan informasi kepada publik luar. Informasi pers ini bergantung pada nilai kepercayaan suatu media untuk pernbentukan opini publik atau merubah sikap jiwa publik yang tidak menguntungkan, terlebih kalau organisasi perusahaan itu yang menjadi sumber informasi pers. Pers merupakan media jembatan vital bagi perusahaan untuk rnencapai publik sasarannya.
Jadi menurut pendapat diatas, press relation merupakan bagian yang penting dalam humas karena berfungsi sebagai media yang dapat menggiring opini publik terhadap suatu lembaga. Sehingga pers merupakan suatu yang sangat vital apabila telah mempublikasikan sesuatu tentang opininya mengenai suatu instansi atau perusahaan karena pendapat publik akan bergantung pada ulasan yang ditulis oleh media pers tersebut.
Benty dan Gunawan (2015:125) menyatakan bahwa sekolah dalam menjalin kerja sama dengan pers harus memerhatikan kaidah atau pedoman tertentu, hal ini dimaksudkan agar sekolah tidak menjadi bahan berita saja bagi pers, namun ada unsur kebermanfaatan bagi kedua belah pihak. Sekolah perlu memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam menjalin kerja sama dengan pers. SOP tersebut dijadikan acuan sekolah dalam menjalin kerja sama dengan pers. Kegiatan apa yang boleh dipublikasikan dan kegiatan apa yang tidak boleh dipublikasikan kepada pers harus ditentukan dengan jelas.

      Sebagai suatu pedoman, Saitel dalam Cutlip, dkk (2000:54) juga mengemukakan pendapatnya yang berisi sepuluh pedoman mengenai siaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Anda harus selektif dengan siaran pers yang Anda kirim.
2.      Anda tidak dibenarkan mengirim naskah yang sama dari siaran pers pada media yang sama.
3.      Anda harus mempunyai nama dan telepon yang dapat dihubungi mengenai siaran pers yang Anda kirim.
4.      Anda harus mengetahui dead-line surat kabar.
5.      Anda harus mencek siaran pers yang telah dikirim.
6.      Anda tidak boleh mengatakan “tidak” mengenai sesuatu soal.
7.      Anda harus memahami kriteria setiap media.
8.      Anda harus memahami dan menghormati pengertian mengenai “ekslusif”, artinya tidak boleh mengecualikan satu media saja.
9.      Anda jangan mengirimkan siaran pers kepada seseorang yang tidak lagi berada pada surat kabar itu.
10.  Anda harus kenal dengan seorang reporter sekalipun siaran pers Anda tidak semuanya dipergunakan.
Mengutip pernyataan Onyiengo (2014:109) mengenai “Today, the role of PR is recognized in issues management, public opinions surveys, crisis management, product launches, and of course media handling”. Bisa diartikan tugas seorang Public Relations atau dalam hal ini praktisi humas tidak hanya dikenal sebagai pengelola isu,  survei pendapat publik, manajemen krisis, peluncuran produk tapi seorang Praktisi Humas juga merupakan pengendali media. Oleh karena itu seorang Praktisi Humas haruslah dapat bekerja sama dengan sangat baik dengan media, karena tugasnya sebagai media handling yang sangat berpengaruh akan citra sekolah. Dari hubungan antara Praktisi Humas dan Media terbentuklah opini-opini maupun pendapat masyarakat mengenai sekolah tersebut. Apabila Praktisi Humas dapat menjadi media handling yang baik maka citra positif sekolah pun juga akan dengan mudah dibangun.
Dari pernyataan diatas, sekolah haruslah memerhatikan pedoman ataupun kaidah dalam menjalin kerja sama dengan pers. Sekolah sebisa mungkin harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan para pers sehingga dengan hubungan yang sangat baik tersebut dapat memberikan citra yang positif untuk sekolah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman sekolah haruslah memerhatikan dengan baik berita atau siaran pers yang akan dimuat oleh reporter. Hal terpenting lainnya adalah sekolah tidak boleh sampai mendebat reporter ataupun pers, dalam hal ini berkata “tidak” akan suatu hal. Untuk menghindari hal tersebut, maka sekolah harus benar-benar memilih berita atau pernyataan mana yang boleh dikutip. Pada intinya berita yang akan dimuat haruslah berdasarkan fakta, dan apabila sekolah tidak ingin ada pengutipan tentang suatu pernyataan maupun berita maka sekolah jangan sekali-kali mengeluarkan ataupun membuat pernyataan yang dapat disalah presentasikan. Sekolah harus memahami dengan baik karakter dari setiap media sehingga sekolah dapat mengendalikan diri dalam mengerluarkan pernyataan maupun berita dan sekolah dapat menanggapi pernyataan yang dilontarkan oleh media dengan sangat baik sehingga tidak menimbulkan citra buruk mengenai sekolah.
I.     Prinsip Dalam Membina Hubungan Dengan Pers
Menurut Benty dan Gunawan (2015:126) hubungan masyarakat ini sendiri mempunyai pengertian yakni kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah atau timbal balik. Salah satu kerja sama yang dijalin hubungan masyarakat dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik, keduanya merupakan teknik yang paling umum dan dapat dilaksanakan oleh pihak sekolah. Hubungan keduanya sangatlah penting karena media cetak dan elektronik merupakan media yang saling berkaitan dan saling berhubungan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat setidaknya pihak sekolah harus menyeimbangkan penggunaan media cetak dan media elektronik agar penyebaran informasi yang diharapkan sekolah dapat tercapai.
      Selain itu, Benty dan Gunawan (2015:126) juga menyebutkan apabila hubungan sekolah dengan pers harus dibina dengan baik sebagai wujud kerja sama yang saling menguntungkan. Pembinaan ini berkaitan dengan kaidah pemberitaan, etika pemberitaan, dan etika pers itu sendiri. Pembinaan hubungan sekolah dengan pers dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman kedua belah pihak, terutama terkait dengan isi pemberitaan yang akan dipublikasikan. Sehingga sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan hubungan sekolah dengan pers. Sekolah dan pers dengan demikian akan dapat menasosiasikan diri sesuai dengan tugas dan bidang kerjanya. Sekolah dan pers akan menjadi mitra dalam mengembangkan tujuan pendidikan. hal ini menjadi krusial, karena pers dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan dapat membentuk opini publik.

Di pihak lain Jefkins dalam Cutlip,dkk (2000:54) juga mengemukakan beberapa prinsip umum bagi praktisi Humas dalam menciptakan dan membina hubungan pers yang baik:
1.      Memahami dan melayani media dengan dibekali pengetahuan pokok pers seperti kebijakan editorial, frekuensi penerbitan, tanggal terbit, proses percetakan, daerah sirkulasi, jangkau pembaca dan metode distribusi. Dengan demikian praktisi Humas mampu menjalin kerja sama dengan pihak media termasuk menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
2.      Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya yang selalu siap menyediakan materi-materi yang akurat kapa
3.      Menyediakan copy photo-photo yang baik dan teknologi komputer untuk koneksi atau menyusun siaran berita.
4.      Bekerja sama dalam penyediaan materi wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.
5.      Menyediakan fasilitas verifikasi untuk membuktikan kebenaran setiap materi secara terbuka.
6.      Membangun hubungan personal yang pokok dan positif, terbuka, jujur,dan saling menghormati profesi masing-masing. Prinsip terakhir ini kadang-kadang menimbulkan tujuan dan loyalitas yang berlainan bahkan saling bertentangan antara praktisi Humas dan wartawan sebagai berikut:
a.       Tanggung jawab utama praktisi Humas tertuju kepada perusahaan induk atau perusahaan klien selama tidak bertentangan dengan kode etik agar daftar pengeposan ke media tetap mutakhir, peraturan hukum dan kepentingan umum. Di samping itu tugas pokok praktisi Humas adalah menjalankan program yang telah direncanakan dan disetujui sebelumnya untuk memaksimalkan pemahaman publik terhadap produk dan organisasi perusahaan atau dari klien.
b.      Sedangkan tanggung jawab utama wartawan terarah kepada perusahaan penerbit di bawah pengarahan pimpinan redaksi untuk memuaskan para pembaca, pendengar atau pemirsa bukan semasa-masa untuk Humas, sehingga kadang-kadang berita wartawan bertentangan dengan berita praktisi Humas.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam menjalin komunikasi sebuah organisasi dalam hal ini sekolah dengan media haruslah terbentuk  hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Sejalan dengan pernyataan Satlita (2003) yang menyatakan bahwa hubungan wartawan (media) dan PRO (Praktisi Humas) sebenarnya saling tergantung. Wartawan membutuhkan informasi tentang berbagai kegiatan lembaga yang mungkin punya nilai berita, sedang PRO membutuhkan wartawan agar lembaga memperoleh liputan oleh media sehingga visibilitas lembaga terjaga. Sayangnya tak sedikit PRO yang belum memahami dengan benar pengetahuan ihwal wartawan, demikian juga dengan wartawan yang tidak memahami proses kerja PRO. Oleh karena itu, Sekolah haruslah memahami dengan sangat baik mengenai seluk beluk pemberitaan seperti kaidah pemberitaan, etika pemberitaan dan etika pers itu sendiri.
Media menjadi mitra sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan, sekolah haruslah menjaga dan menciptakan kerja sama yang sangat baik dengan media, karena isi dari pemberitaan medialah yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan membentuk opini publik. Salah sedikit ataupun memantik api masalah sekecil apapun dengan media dapat menimbulkan masalah besar untuk sekolah, dan dapat memperburuk citra sekolah di mata publik. Oleh karena itu, sekolah sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan hubungan sekolah dengan pers agar terwujudnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. jika sekolah dapat memahami dengan sangat baik media dan menjadikan mereka sebagai mitra yang saling menguntungkan maka media tersebut juga akan menjadi sahabat yang baik untuk sekolah dan membantu sekolah membangun citra positif dalam masyarakat. 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerjasama dan penyebaran informasi antara sekolah dan masyarakat untuk membangun partisipasi publik yang dapat membantu ketercapaian tujuan sekolah. Dalam penyampaian informasi sekolah dapat menggunakan media yang meliputi media cetak dan media elektronik. Media cetak merupakan saluran penyampaian informasi yang penerapannya mengutamakan pesan-pesan visual dan tercetak dengan tujuan memperoleh partisipasi dari sasaran informasi itu sendiri. Sedangkan media elektronik adalah saluran penyampaian informasi dengan menggunakan teknologi dan dapat disebarkan secara cepat dengan waktu yang singkat.
Tujuan penggunaan teknik media cetak dan elektronik mencakup mengenalkan, memberi informasi, mempromosikan, serta membangun kerjasama dengan masyarakat dengan efektif dan efisien. Sedangkan fungsi dari penggunaan media cetak dan elektronik adalah: (1) fungsi informasi; (2) fungsi pendidikan; (3) fungsi hiburan; (4) fungsi kontrol sosial; serta (5) fungsi sebagai lembaga ekonomi.
Media dan alat hubungan masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan kata-kata tercetak dan dengan kata-kata lisan. Kata-kata tercetak merupakan media atau alat humas yang dalam penyampaiannya menggunakan kalimat-kalimat atau kata-kata yang dituangkan dalam suatu media tercetak sehingga para penerima informasi dapat membaca dan mengetahui maksud dari informasi tersebut. Sedangkan media dengan kata-kata lisan adalah penyampaian informasi mengenai visi, misi, produk, atau segala hal mengenai organisasi atau instansi yang dilakukan dengan media audio dan/atau visual sehingga penyampaian informasi lebih komunikatif.
Ada banyak teknik untuk berhubungan dengan pers, yakni : (1) membuat siaran pers (press release); (2) mengadakan konferensi pers atau temu pers; (3) wawancara khusus; (4) perjalanan pers; (5) sponsor lomba jurnalistik;


(6) mengunjungi kantor pers; (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain. Membina hubungan dengan pers merupakan faktor penting dalam  menciptakan pencitraan sekolah (school branding). Sekolah dapat memanfaatkan media dalam menciptakan pencitraan sekolah.
Jenis-jenis media cetak dapat mencakup: (1) banner; (2) majalah; (3) surat kabar; (4) iklan; (5) buletin; (6) sticker; (7) pamflet; (8) poster; (9) papan pengumuman; (10) brosur; (11) leaflet; (12) spanduk; serta (13) baliho. Sedangkan media elektronik mencakup: (1) televisi; (2) radio; dan (3) pers.
Sekolah dalam menuliskan berita haruslah berdasarkan data dan fakta, kebenaran berita tidak dibuat-dibuat dan harus dapat dipertanggung jawabkan oleh sekolah sesuai dengan salah satu prinsip pelaksanaan hubungan masyarakat yaitu objektif. Dalam membuat suatu tulisan berita, hendaklah praktisi humas membuatnya dengan apa adanya sesuai dengan kondisi sebenarnya yang terjadi. Penulisan berita haruslah singkat dan padat namun tetap jelas, pilihan bahasa ataupun diksi yang digunakan disesuaikan dengan gaya penulisan berita (pers jurnalis), isi dari berita haruslah berbobot dan berkarakter serta disesuaikan dengan keadaan media yang akan memuat berita tersebut, praktisi humas juga harus memperhatikan dengan seksama media mana yang hendak memuat tulisan berita sekolah.
Sekolah haruslah memperhatikan pedoman ataupun kaidah dalam menjalin kerja sama dengan pers. Beberapa pedoman dalam menjalin hubungan kerja sama dengan pers adalah: (1) berbicaralah dari sudut pandang kepentingan publik; bukan kepentingan organisasi; (2) membuat berita yang mudah digunakan dan dibaca; (3) jika sekolah tidak ingin beberapa pernyataan dikutip, jangan membuat pernyataan iu; (4) nyatakan fakta paling penting di awal; (5) jangan berdebat dengan reporter, sebab sekolah bisa jadi kehilangan kendali diri; dan (6) jika sebuah pertanyaan mengandung bahasa yang menyinggung atau mengandung kata yang tidak disukai, jangan mengulanginya, atau menyangkalnnya. Sedangkan prinsip membina hubungan sekolah dengan pers menurut Jefkins dalam Benty dan Gunawan (2015:126) adalah: (1) memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama dalam hubungan timbal balik; (2) menegakkan suatu reputasi agar dipercaya; (3) memasok naskah informasi yang baik; (4) melakukan kerja sama yang baik dalam menyediakan bahan informasi; (5) penyediaan fasilitas yang memadai; dan (6) membangun hubungan secara personal dengan media. Pedoman tersebut dapat dijadikan acuan sekolah dalam menjalin kerja sama dengan pers. Dengan demikian tujuan sekolah dalam membangun dan mengembangkan sekolahnya mendapat dukungan dari masyarakat.

B.       Saran
Dari kesimpulan di atas,  penulis dapat memberikan saran bahwa sebaiknya peran Humas setiap lembaga/instansi sekolah dapat dibina dan kembangkan untuk meningkatkan pengertian masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan di sekolah. peran Humas juga perlu ditingkatkan guna membangun dan mempertahankan citra positif sekolah di mata publik maupun masyarakat. Cara yang dapat dilakukan bagian Humas adalah dengan membangun relasi yang baik dengan media pers, humas harus lebih responsif dan informatis agar tidak tercipta isu-isu negatif  mengenai sekolah sehingga dapat menciptkan citra negatif  di mata publik/masyarakat. Penggunaan media tidak hanya sebagai media informatif saja, tetapi juga lebih dimanfaatkan sebagai media persuasif  sehingga banyak masyarakat ataupun publik yang  mempercayakan sekolah tersebut untuk membimbing putra-putri mereka.
Sebaiknya humas dapat membangun hubungan timbal- balik yang baik dengan media, Humas tidak boleh memilih-milih media ataupun sampai menganak tirikan salah satu media karena dapat menggiring opini buruk di mata publik, karena apapun  yang disampaikan media dapat menggiring opini publik. Bagian humas tidak boleh diberikan peran ganda ataupun peran-peran lainnya sehingga bagian humas tersebut fokus terhadap tugasnya untuk membangun dan mempertahankan citra positif sekolah serta meminimalisi masalah-masalah yang terjadi. 


DAFTAR RUJUKAN

Benty, D. D. N., dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang: Universitas Negeri Malang
Cutlip, S. M., Center, A. H., dan Broom, G. M., .2005. Effective Public Relations “Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses” (Terjemahan).Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia
Hakim,W. F. 2013. Public Relations dan Media Relations (Studi Deskriptif kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Positif Hotel Ibis Solo. (Online). http://eprints.ums.ac.id/27302/11/02._Naskah_Publikasi.pdf. Diakses pada 07 Februari 2019
Mahmud, M. 2002. Materi Pokok Mananjemen Humas. Jakarta: Universitas Terbuka
Satlita, L. 2003. Aktivitas Public Relations dalam Rangka Membina Hubungan Baik dengan Media Massa. (Online). http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570332/penelitian/AKTIVITAS+PUBLIC+RELATIONS++DALAM+RANGKA+MEMBINA+HUBUNGAN+BAIK+DENGAN+MEDIA+MASSA_1.pdf. Diakses pada 07 Februari 2019.
Stella, I.O.2014. Effectiveness of communication media used by the public relations department in facilitating effective Internal public relations at the Kerio Valley Development Authority in Kenya. (Online). http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_4_No_9_July_2014/11.pdf. Diakses pada 07 Februari 2019
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar