OPINI : Karakter Peserta Didik Menggiring Opini Publik



 Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang ada di Indonesia. Pemerintah serta masyarakat sedang berupaya keras dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Terlebih saat memasuki persaingan global yang sangat ketat pada saat ini. Berbagai masalah timbul dalam upaya pembangunannya, baik dalam konteks internal maupun eksternal. Masalah-masalah tersebut memang telah menjadi hal mutlak yang harus dihadapi pemerintah dan masyarakat mengingat banyak faktor yang memengaruhi perkembangan pendidikan itu sendiri.
Baru-baru ini, dunia pendidikan mulai diterpa kabar negatif. Potret buram moral peserta didik sontak menjadi perbincangan hangat saat ini. Video unggahan yang memperlihatkan seorang  siswa menantang guru yang diduga kepala sekolah menjadi trending topic di media sosial.  Dengan nada yang tinggi serta tangan yang diacungkan keatas, siswa tersebut membentak dan memaki guru yang ada di hadapannya. Tidak sampai di situ, siswa sekolah menengah tersebut kemudian berdiri dan membuka baju seragam sekolahnya sehingga terlihat badannya yang kecil berwarna sawo matang. Dia kemudian mengajak sang guru untuk duel dengannya. Tindakan ini menggiring berbagai opini publik tentang bagaimana karakter seorang peserta didik yang seharusnya dia pegang. Tentu saja banyak komentar yang membanjiri media sosial dengan menunjukkan amarah dan murka terhadap sikap seorang siswa yang hingga kini tidak diketahui namanya itu.
Pendidikan karakter merupakan hal terpenting dalam pelaksanaan pendidikan. Karakter anak harus terbentuk dengan baik agar saat dewasa mereka mengerti prinsip yang ditanamkan kepada mereka sejak kecil. Dalam masalah ini, terlihat sekali bahwa karakter seorang siswa yang merupakan pelaku tindakan tercela ini sangat buruk. Namun tidak dapat disimpulkan bahwa karakter yang buruk itu murni dari faktor internal anak, ada faktor lain yang mendasarinya. Tidak relevannya pelaksanaan pendidikan karakter oleh guru dan kurang pahamnya pengaplikasian konsep dan target pendidikan karakter sehingga terjadi ketidak efektifan penegakan pendidikan karakter di sekolah juga merupakan faktor yang bisa ditinjau kembali. Faktor lain yang dapat ditinjau juga adalah tingginya perkembangan teknologi yang menyebabkan terlalu bebasnya aktifitas yang diunggah pada media sosial. Banyak sekali orang dewasa yang kurang bijak dengan terlalu bebas menggunakan media sosial. Mereka dengan tanpa beban mengunggah video yang kurang pantas disebar di media sosial tanpa memikirkan rentang usia pengguna jaringan terluas ini. Sehingga sifat anak yang cenderung meniru akan sulit untuk dikendalikan.
Dengan target pembangunan yaitu mampu bersaing di era global, maka masalah yang timbul harus segera diselesaikan. Tanpa adanya solusi, pendidikan di Indonesia akan tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Peningkatan kegiatan workshop, seminar, atau diskusi tentang implementasi pendidikan karakter beserta teori-teori kepribadian anak serta sosialisasi kepada orang tua tentang penegakan karakter anak perlu dilakukan pemerintah maupun pihak sekolah dalam upaya pemecahan masalah karakter peserta didik. Selain itu, upaya-upaya penegakan karakter juga bisa dilakukan masyarakat seperti bijak menggunakan media sosial dengan senantiasa mengingat perkembangan teknologi yang tidak bisa disalahkan. Orang tua siswa juga perlu menanamkan sikap percaya kepada pihak sekolah dalam mendidik anak saat berada di sekolah. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat berperan besar dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia di sektor pendidikan.


Tidak ada komentar